SAY NO TO ROKOK
Apa hubungannya rokok dengan fitness? Sederhana saja. Tembakau sudah jadi bagian kehidupan atlit dan mereka yang mengutamakan perfomance di lapangan. Misal saja atlit baseball, pegulat, powerlifter, dan binaragawan, yang memakai tembakau, baik disengaja maupun tidak, sebagai bagian dari program diet mereka. Kini juga ada pemain football dan golf yang mengunyah tembakau. Tidak percaya? Tanya saja pada tentara, berapa banyak dari mereka yang pakai tembakau agar bisa bertempur di lapangan dalam durasi yang lama.
Saat saya masih sangat muda, ayah kerap suka wanti-wanti pada saya untuk tidak merokok karena bisa menghambat pertumbuhan dan stamina saya. Well, yang jelas saya tidak ingin bertubuh pendek selamanya, tapi saya tidak terlalu mempermasalahkan yang lainnya. Beberapa tahun kemudian, saya baru sadar jika selama ini yang dimaksud ayah saya adalah kemampuan bernafas ketimbang memasukkan asap rokok ke paru-paru. Merokok membuat nafas anda jadi pendek (gampang capek). Saya sering pria/wanita perokok di gym, kebanyakan gemuk, jelek, berbadan besar, memakai kostum spandeks ketat sehingga lemaknya kelihatan di mana-mana, sibuk menghisap rokok sebelum menghampiri treadmills dan lari diatasnya tidak sampai 10 menit. Atau angkat beban dengan teknik yang menggelikan.
Merokok bisa menghancurkan impian anda. Jika anda tengah membaca majalah ini, maka besar kemungkinan impian anda adalah punya badan mirip binaraga dan/atau kesehatan/stamina prima. Jadi jika anda melihat perokok di gym, maka anda akan tahu jika orang ini tidak pernah serius dengan apa yang dilakoninya selama ini di gym. Merokok dan fitness ? Keduanya tidak berjodoh sama sekali, bagaikan air dan minyak, bagai mengelem jelly di dinding, bagai menaruh kucing dan anjing di kandang yang sama.
Mustinya dijaman sekarang, tak perlu ada keraguan semacam itu lagi. Dengan adanya berbagai informasi berlimpah di media (bahkan sampai ke tingkat program anak-anak) soal rokok, jika anda tidak tahu bahaya rokok bagi kesehatan, pastilah anda selama ini tinggal didalam gua. Peringatan bahkan sudah tertulis pada semua iklan rokok dan bungkus rokok itu sendiri. Penyakit seperti kanker, sakit jantung, emphysema, bronchitis, dan stroke sudah siap mengintai perokok yang ogah tobat. Resiko perokok terkena sakit jantung koroner adalah 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan non perokok. Untuk stroke, resikonya 2 kali lipat. Resiko kena penyakit peripheral vascular adalah 10 kali lipat.
Kini sudah banyak perusahaan yang menolak mempekerjakan perokok, karena mereka dianggap sebagai liabilitas, bukan aset. Artinya cepat atau lambat perusahaan harus mengeluarkan uang untuk mengobati berbagai penyakit karyawannya akibat rokok. Tak hanya itu, produktifitas karyawan juga menurun karena sering mencuri waktu untuk merokok (dan tentu saja tidak bekerja selama merokok), dan itu berarti liabilitas, tidak menguntungkan perusahaan.
Perokok juga mulai dikucilkan dari publik karena dianggap membahayakan jiwa orang lain, mereka yang menghisap asap rokok secara pasif. Perokok pasif punya faktor resiko yang setara dengan asbestos, radon, benzene (American Cancer Society 2004). Ada sekitar 4000 zat kimia dan minimal 40 jenis carcinogens (zat penyebab kanker) dalam tar asap rokok, dan tentu saja, nikotin, sejenis drug yang terkandung dalam tembakau dan bisa membuat kecanduan. Mengunyah tembakau 30 menit itu sama saja dengan menenggak nikotin dari rokok sebanyak 3-4 batang.
Kalau rokok itu sama dengan kokain/heroin, kenapa tidak dilarang? Kesadaran akan bahaya rokok sudah telat datangnya. Para penguasa negeri diseluruh dunia juga banyak yang perokok. Peraturan dibuat oleh mereka. Anda tidak ingin negeri ini hancur berantakan karena para penguasanya jadi uring-uringan dan gila secara psikologis karena tidak kebagian rokok.
Di Amerika, hukum yang mengatur soal rokok dijalankan sangat ketat. Dulu, mereka mengajak remaja dalam iklannya, karena mereka sangat mudah untuk kecanduan. Kini hal itu sudah tidak terjadi lagi, bahkan merokok di publik di larang di banyak negara bagian. Malah, kini perusahaan rokok di Amerika melarang kaum muda untuk merokok, karena besarnya tuntutan hukum yang siap menghadang mereka. Sadar akan merugi, perusahaan rokok tersebut mulai mengalihkan pangsa pasarnya ke negara berkembang (disini hukum masih lemah). Privatisasi perusahaan rokok Indonesia oleh asing adalah salah satu cara saja.
Untuk apa pergi ke gym jika anda hobi menghisap 4000 zat kimia dalam wujud rokok? Perokok adalah rajanya doping di gym ! Salah besar jika perokok merasa dirinya natural. Coba pikir, anda adalah seorang binaragawan (oke lah, minimal penggemar fitness). Lalu anda perokok? Saya jamin terhitung sejak hari ini mulai merokok, anda tidak bakalan mencapai potensi tertinggi genetik anda di gym. Sudah sering saya melihat perokok tak mampu melakukan latihan apapun di gym. Kalaupun mampu, perokok tidak pernah sukses dengan transformasi fisiknya menjadi lebih baik. Fisiknya sama saja, dari tahun ke tahun, tidak ada perubahan.
Banyak yang mengira mengunyah tembakau tidak berbahaya seperti membakar/menghisap rokok. Plus diperparah banyaknya iklan salah kaprah yang memperlihatkan atlit pria macho yang mengunyah tembakau, memberi kesan jantan dan relaks. Itu sama sekali tidak benar.
Mengunyah tembakau (smokeless tobacco) seperti opa oma kita, sama buruknya, karena itu hanyalah semata memindahkan resiko kanker ke mulut dan tenggorokan, dan efeknya terhadap pembuluh darah sama saja. Resiko kanker akibat rokok antara lain bibir, oral cavity, pharynx, esophagus, larynx (pita suara), saluran kencing, pankreas, ginjal, perut, dan tentu saja, paru-paru. Mengunyah tembakau bisa merusak TSH (thyroid stimulating hormone) dan tenggorokan anda. Level TSH anda perlahan akan menaik, suara anda menjadi parau/serak.
Pemakaian smokeless tobacco meningkat belakangan ini (sejak 1999). Selama 2003 saja diperkirakan ada 1 juta remaja yang mengunyah tembakau. Iklan tembakau dituding sebagai penyebab utamanya.
Menurut National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, lebih dari 440.000 orang Amerika meninggal tiap tahunnya karena penyakit yang diakibatkan merokok (termasuk sakit pencernaan dan pernafasan). Dan saat ini ada 46 juta orang Amerika yang aktif merokok. Atau 1 dari 4 orang Amerika. Atau lebih dari 1 milyar perokok di seluruh dunia alias 1 dari 3 orang di seluruh dunia. Diperkirakan 25,6 juta pria (25,2%) dan 22,6% wanita (20,7%) di Amerika adalah perokok. Perokok usia dibawah 18 tahun di Amerika: kulit putih (25,1% pria dan 21,7% wanita), kulit hitam Afrika atau blasterannya (27,6% pria dan 18% wanita), Hispanic/Latin (23,2% pria dan 12,5% wanita), Asia (21,3% pria dan 6,9% wanita), Indian/Alaska (32% pria dan 36,9% wanita).
Sekali anda sakit karena rokok, anda tidak akan pernah sembuh 100%. Efeknya tidak bisa di balikkan. Paru-paru adalah organ vital, sama seperti otak anda, itulah sebabnya alam melindungi paru-paru dengan tulang rusuk. Di sisi lain, anda malah berusaha merusak paru-paru dengan memasukkan asap rokok secara sengaja. Itu sangat super duper bodoh namanya. Mayoritas perokok muda tidak akan sempat merasakan sakit kanker paru-paru akibat rokok, karena kemungkinan besar mereka tak akan hidup lama karena sudah keburu meninggal karena serangan jantung, stroke, dan sakit paru-paru.
Ada kecenderungan dimana jumlah wanita perokok di Eropa Timur meningkat lebih pesat ketimbang di Asia Timur dan Pasifik. 59% pria Eropa Timur adalah perokok. Yang menarik adalah, pria yang berkecukupan secara ekonomi di negara maju, cenderung menjauhi rokok. Perokok di Amerika yang punya masa pendidikan 9-11 tahun (35,4%) jumlahnya lebih tinggi ketimbang mereka dengan masa pendidikan diatas 16 tahun (11,6%).
Kesimpulan dari statistik tersebut adalah, semakin maju tingkat pendidikan seseorang, semakin kecil kemungkinan seseorang menjadi perokok. 80% perokok tinggal di negara miskin hingga negara berkembang, sisanya di negara maju, jadi jelas sudah ada hubungan antara standar hidup sebuah negara, tingkat pendidikan, dan penghasilan masyarakatnya. Dengan kata lain, jika anda perokok, maka anda boleh menyandang gelar ‘bermental miskin dan bodoh’.
Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan keguguran janin (5-6%), bayi terlahir dengan berat badan dibawah normal (17-26%), kelahiran prematur (7-10%), dan meningkatkan resiko kelainan kehamilan.
Untuk terkena kanker paru-paru, anda musti merokok 1 bungkus tiap hari selama 20 tahun, dan prosesnya bisa dipercepat jika porsi merokoknya ditambah. Saya kenal seorang anak muda yang mulai merokok di usia 10 sebanyak 4 bungkus sehari. Ia meninggal di usia 19 karena kanker paru-paru. Diperkirakan jumlah perokok remaja di Amerika sekitar 6 juta orang. Resiko matinya seseorang karena kanker paru paru adalah 22 kali lebih tinggi pada pria, atau 12 kali lebih tinggi pada wanita, dibandingkan mereka yang tidak merokok.
Kebanyakan perokok berawal saat mereka masih muda dulu dengan berbagai alasan : menjadi pemberontak, agar diterima dalam pergaulan, agar keren, agar kelihatan dewasa, dll. Hampir semua remaja pernah alami krisis identitas diri dan merasa paling kuat sedunia. Dimata saya, remaja perokok tak berkesan apapun selain looser ! Malah sebenarnya anda adalah pemberontak sejati dengan bersikap anti rokok !
Remaja putri yang memakai rokok agar terlihat anggun, elegan, cantik, apapun itu, adalah kesalahan terbesar. Rambut dan badan mereka akan bau rokok, gigi dan jari menjadi kuning, kulit menjadi keriput seperti orang tua. Tidak ada bagusnya sama sekali. Perokok tidak ada bayangan sama sekali betapa baunya rambut, baju dan badan mereka bagi hidung non perokok lainnya, karena hidung perokok sudah kebal. Perokok baunya seperti asbak ! Butuh waktu 6 bulan agar indra penciuman dan citarasa perokok menjadi normal lagi. Bagi perokok, jeruk rasanya seperti permen, dan sup kalengan terasa sangat asin bagi perokok.
Terjadi salah pengertian diantara kaum muda dan mayoritas perokok saat ini. Mereka mengira, efek negatif merokok baru terasa 20-30 tahun kedepan, dan mereka sangat yakin tidak akan kena penyakit akibat merokok. Toh masih muda, masih kuat, kurang lebih begitulah pikiran mereka. Jika itu menjadi keyakinan anda, pastilah anda tidak benar-benar memberi perhatian pada apa yang sudah dikatakan dokter selama ini soal rokok.
Tidak perlu tunggu sampai 20 tahun kedepan, efek negatif merokok sudah bisa langsung anda nikmati sekarang juga, berupa penyempitan pembuluh darah, hanya dengan merokok sebanyak 1 bungkus saja. Kombinasi merokok dengan gaya hidup diet ala Amerika seperti makan junk-food, hamburger, French fries, dan milk shakes, kian mempercepat penyempitan arteri, tak hanya di jantung saja, tapi hampir di sekujur tubuh anda. Istilah kedokterannya adalah thromboangiitis obliterans, yang artinya penyempitan arteri yang disertai inflamasi yang berujung pada berkurangnya daya jangkau pembuluh darah. Kebanyakan menyerang kelompok umur 25-35 tahun. Hasil penelitian otopsi pada kawula muda Amerika yang meninggal dalam perang, menunjukkan banyaknya mereka yang terkena penyakit pembuluh darah pada jantung mereka di usia yang sangat muda (dibawah 25 tahun), dan jika mereka masih hidup, mereka bakal mengalami masalah kesehatan.
Saya kenal seorang dokter yang mulai merokok di usia remaja dan meninggal di usia 38 karena serangan jantung. Sangat memalukan, karena seharusnya ia lebih pintar, lebih tahu banyak soal bahaya merokok ketimbang orang awam lainnya. Fakta itu kian memperkuat kenyataan jika merokok bisa membuat anda kecanduan nikotin, dan kecanduan sangat susah disembuhkan karena berkaitan dengan otak anda.
Efek merokok berupa penyempitan arteri – dijantung, bisa mengarah pada serangan jantung fatal (sangat umum terjadi pada pria), diotak bisa menyebabkan stroke (paling sering kejadian pada wanita), di paru-paru.
Bahkan anda tidak perlu menjadi perokok. Cukup dengan berada di lingkungan penuh asap rokok, bergaul dengan perokok aktif, hanya kadang-kadang saja merokok, menjadi perokok pasif saja, anda terkena resiko penyakit yang sama dengan perokok aktif.
Adanya tar di paru paru menganggu mekanisme alami pembersih paru-paru, menyebabkan zat zat polusi udara tetap tertinggal nempel di paru paru dan saluran bronchial – hasilnya adalah meningkatnya phlegm dan batuk-batuk dan kerusakan cilia (bentuknya mirip rambut, bertugas membuang zat polutan dari saluran udara paru paru).
Ada ribuan sacs (kantung udara kecil di permukaan paru paru) yang mencakup sekitar 100 yards persegi pada permukaan paru-paru. Saat anda kena emphysema akibat tar rokok, dinding antar sacs jadi rusak. Jumlah sacs jadi berkurang (ukurannya menjadi lebih besar). Akibatnya jumlah oksigen yang mencapai darah menurun. Jika kondisi ini terus menerus berlanjut, maka anda akan megap megap saat bernafas (apalagi saat olahraga). Yang parah, kemana-mana anda musti bawa botol oksigen yang selangnya dimasukkan ke nasal cavity anda agar anda bisa nafas.
Pasien penderita emphysema yang paru-parunya masih bisa berfungsi sedikit, oleh spesialis paru-paru, disebut “pink puffers,” sedangkan mereka yang paru-parunya tak lagi berfungsi, disebut “blue bloaters” dimana mereka biasanya butuh pasokan oksigen dari tabung seumur hidupnya agar tetap bertahan hidup.
Nafas pendek akibat rokok berarti anda tidak bisa fitness dalam waktu yang sama lamanya dengan mereka yang bukan perokok. Kualitas latihan fitness perokok juga dikorbankan, susah merasakan kontraksi pada otot yang dilatihnya (syarat penting keberhasilan latihan fitness). Lupakan saja mencoba teknik forced-reps (memaksakan rep tambahan diluar jumlah rep yang sudah dilakukan) atau menjalani cardio minimal 30 menit – bagi binaragawan perokok, kedua hal itu luar biasa susahnya, dan akan memaksa mereka untuk megap megap dikala non-perokok lain masih santai santai saja.
Pernah dengar karbonmonoksida? Zat itu ada dalam jumlah banyak di asap buangan knalpot mobil, cerobong asap pabrik, dan asap rokok. Jadi perokok sama saja menghisap cerobong pabrik dan knalpot mobil. Mereka tampak lebih bodoh ketimbang Patrick-nya Spongebob jika sudah sadar dan masih melakukannya.
Perokok menghasilkan phlegm dua kali lebih banyak ketimbang non perokok. Phlegm terbentuk saat asap di kebulkan dari mulut, dan bisa membuat sistim pernafasan terganggu. Salah satu gejalanya adalah pembengkakan selaput mucus.
Umur seorang perokok jauh dibawah normal. Harapan hidup perokok berkurang sebanyak 12 tahun. Semuanya karena penyakit pembuluh darah dan paru-paru yang dibawanya. Mungkin anda sudah pernah dengar kisah tante Tilly, yang merokok seumur hidupnya dan hidup sampai umur 110. Orang seperti Tilly hanyalah satu diantara 1 milyar orang, sangat langka dan sangat genetik sifatnya. Apakah anda berani taruhan jika anda punya genetik sebagus Tilly?
Setengah dari penduduk Amerika kelebihan berat badan, dan 20 persen diantara mereka suka sakit-sakitan. Mereka penyandang faktor resiko diabetes, apalagi jika dikombinasikan dengan obesitas dan merokok, maka akan mempercepat hadirnya penyakit pembuluh darah dan secara drastis meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian sebelum waktunya (premature death). Jika anda kelebihan berat badan, diabetes, dan perokok, mustinya anda juga punya keinginan untuk mati.
Dari segi kesehatan, tak ada sisi bagus sedikitpun dari merokok. Gigi dan jari tangan anda akan menjadi kuning. Tidak banyak wanita yang mau berjodoh dengan perokok. Siapapun yang mendedikasikan dirinya sebagai atlit dalam sport apapun, benar benar bodoh jika masih mencoba untuk merokok. Merokok itu jorok, menjijikkan, bikin bau baju, norak, egois, dengan sengaja membuat sakit orang lain disekitarnya, tidak indah dipandang, idiot, merusak nyaris semua organ dalam tubuh manusia.
Nyaris semua atlit yang sukses adalah mereka yang bukan perokok plus latihan keras bertahun-tahun lamanya. Keteguhan hati untuk tidak merokok adalah salah satu faktor sukses mereka. Atlit sukses yang perokok, tidaklah sesukses atlit yang yang meluangkan sedikit perhatiannya soal efek negatif merokok.
Ada korelasi kuat antara merokok dengan rasa sakit yang dialami perokok, terutama sakit punggung, leher, bagian tubuh atas dan bawah, sakit fisik lainnya akibat kerja fisik, pusing kepala, capai / stress. Perokok lebih sering mengalami sakit nyeri otot ketimbang non perokok. Angkanya berkisar 50% lebih tinggi dari non perokok. Malahan sakit di sekujur tubuh – punggung bawah, pundak, siku, tangan, leher dan lutut – lebih tinggi kasusnya pada perokok ketimbang mantan perokok, apalagi dibandingkan non perokok. Semua kasus itu terjadi pada semua kalangan – pekerja kasar dan mereka yang berdasi.
Kenapa kita sebaiknya berhenti merokok ?
• Bisa merasakan dan mencium makanan secara lebih baik. Tidak lagi mengeluarkan bau nafas tak sedap. Tidak batuk-batuk lagi.
• Mengurangi resiko terkena kanker paru-paru, kanker lainnya, sakit jantung, stroke, penyakit paru-paru lainnya, dan penyakit lain yang berkaitan dengan nafas.
• Mantan perokok punya level kesehatan lebih baik ketimbang perokok aktif yang belum tobat. Mereka lebih jarang sakit, jarang mengeluh, jarang kena bronchitis dan pneumonia dibandingkan perokok aktif.
• Hemat uang. Di Amerika penghematannya bisa sampai US$ 700.00 per tahun. Apalagi kecenderungannya saat ini harga rokok akan terus naik.
Apa yang terjadi saat kita mencoba stop merokok ? Status candu nikotin setara dengan kokain dan heroin. Malah melebihi alkohol. Efeknya terasa langsung secara psikologis seperti pusing, gelisah, uring-uringan, depresi, frustasi, marah, capai, susah tidur, nafsu makan meningkat (nikotin mencegah rasa lapar). Semua itu terjadi karena proses pembuangan racun (detoksifikasi) dari tubuh tengah berlangsung. Nikotin mempengaruhi otak dan syarat secara kimiawi. Nikotin merangsang otak memproduksi dopamine (neurotransmitter yang membuat otak merasa nyaman dan percaya diri). “Efek yang sama bisa anda rasakan dengan rajin latihan di gym,” kata Morand. Selain dopamine, fitness juga memicu produksi neurotransmitter lain, yaitu serotonin (meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan keinginan mengkonsumsi makanan berlemak). Minimal ikut fitness 30 menit per sesi, 3-4 kali seminggu, akan membantu anda berhenti merokok, membuat anda jadi relaks, dan mudah tidur di malam harinya.
Tanpa nikotin, anda akan makan secara membabi buta karena sistim metabolisme anda bagaikan di booting ulang (reset). Makan 6 kali sehari ala binaraga serasa tidak ada artinya, tapi harus tetap dicoba. Makan sesering mungkin menstabilkan level insulin anda selama seharian, dengan begitu resiko penimbunan lemak pada tubuh bisa dikurangi. Jadi bersiaplah merencanakan semua makanan anda (low kalori dan low fat) jika anda berada di tahap itu. Diet harus jadi perhatian utama anda melebihi hari hari lainnya. Saran saya adalah, jangan mencoba diet jika tengah berusaha berhenti merokok. Anda bisa diet kapan saja jika kebiasaan merokok sudah hilang kelak. Mencoba melakukan diet dan stop merokok bersamaan, kemungkinan besar akan gagal.
Diet ala fitness dan berhenti merokok, keduanya mirip – sama sama susah luar biasa menerapkannya. Keduanya adalah mental game, karena dengan kekuatan mental sajalah anda bisa mengendalikan alam bawah sadar anda. Alam bawah sadar akan selalu berusaha mengarahkan anda mendapatkan apa yang paling anda inginkan, yaitu rokok.
Susah konsentrasi selama proses menjauhi rokok juga kerap terjadi. Sarapan pagi adalah solusi terbaik untuk membuat anda lebih segar bugar di pagi hari. Perokok cenderung mengandalkan rokok sebagai sarapan pagi sekaligus membangunkan dirinya. Sekali mereka stop merokok, beberapa kali mereka kadang melewatkan sarapan pagi, membuat kualitas aktifitas kesehariannya menurun. “Melewatkan sarapan pagi berarti kadar gula tubuh anjlok dan membuat anda merasa lemas seharian. Sarapan pagi ideal adalah campuran antara karbohidrat kompleks dan protein. Daya serap karbohidrat ke tubuh lebih cepat ketimbang protein. Mengkonsumsi keduanya bersamaan, akan menjamin ketersediaan energi selama seharian.
Walau kemahiran merokok anda sudah melebihi asap cerobong pabrik yang tengah terbakar sekalipun (hehehe), tidak ada kata terlambat bagi anda untuk berhenti merokok. Sekali anda berketetapan hati berhenti merokok, maka efek negatif merokok akan mulai menghilang saat itu juga, tak peduli sudah berapa lama anda kecanduan merokok.
1. Setelah 20 menit : Tekanan darah turun ke level yang mendekati kala sebelum anda menyalakan rokok terakhir anda.
2. Setelah 8 jam : kadar karbonmonoksida dalam darah menjadi normal.
3. Setelah 24 jam : Resiko anda terkena serangan jantung dadakan sedikit menurun.
4. Setelah 2 minggu s/d 3 bulan : Perfomance paru-paru anda meningkat 30%
5. Setelah 1 s/d 9 bulan : Penyakit seperti batuk-batuk, sinus, pegal pegal, nafas pendek – menurun; cilia (filamen kecil yang bertugas membersihkan paru-paru) mulai berfungsi normal (mengurangi infeksi paru paru).
6. Setelah 1 tahun : Resiko penyakit jantung koroner menjadi 50% lebih kecil dibandingkan perokok aktif lain yang masih belum bertobat
7. Setelah 5 tahun : Resiko terkena stroke menurun drastis
8. Setelah 10 tahun : Resiko kematian akibat kanker paru paru menurun 50% dibandingkan perokok aktif yang belum tobat
9. Setelah 15 tahun : Resiko penyakit jantung koroner kini setara dengan mereka yang tidak pernah merokok seumur hidupnya
“Tembakau juga menghalangi anda mendapatkan fisik berotot ala fitness idaman anda selama ini,” kata Scott Swartzwelder, Ph.D., profesor klinis masalah fisiologi medis di Duke University dan penulis buku “Pumped: Straight Facts for Athletes About Drugs, Supplements and Training”.
Hal-hal negatif yang bisa dialami perokok yang ikut fitness adalah sebagai berikut :
1. Stamina menurun. Saat kebutuhan oksigen meningkat (selama olahraga), maka beban yang diangkat akan kian terasa beratnya. Berkurangnya kapasitas serap oksigen pada paru-paru perokok (akibat permukaan paru paru tertutup tar nikotin), menyebabkan jumlah oksigen yang mencapai alveoli berkurang, akibatnya jumlah oksigen dalam darah berkurang. Latihan squat misalnya, akan membuat frustasi binaragawan yang memilih menjadi perokok. Cepat atau lambat, mereka akan dipaksa mengambil keputusan, terus atau stop merokok. Nikotin menyebabkan turunnya aliran darah ke sekujur tubuh. Bagi atlit yang sangat mengandalkan kecepatan dan manuver gerakan fisik yang mendadak, nikotin menimbulkan masalah syaraf pada atlit. Walau nikotin bisa membantu atlit berkonsentrasi, tapi ruginya lebih banyak lagi, karena karbonmonoksida mengurangi kemampuan anda dalam hal seberapa cepat anda bisa lakukan kontraksi pada otot anda. Semakin lambat kemampuan kontraksi otot anda, maka semakin rendah respon otot untuk menggerakkan anggota tubuh anda pada saat beraksi di lapangan. Karbonmonoksida pada rokok, jika tercampur dengan hemoglobin darah, maka akan menurunkan kemampuan sel darah merah mengikat oksigen. Hasilnya adalah stamina perokok tidak sebagus non perokok, termasuk aktfiitas fisik paling sederhana sekalipun seperti naik turun tangga.
2. Susah menambah massa otot. Menghirup karbonmonoksida dari rokok, menguras cadangan oksigen dalam otot anda, akibatnya anda akan susah mendapatkan kontraksi otot yang dikehendaki selama angkat beban, akibatnya jumlah beban yang bisa anda angkat akan menurun. “Karena anda gagal memaksa otot bekerja mencapai kemampuan genetik maksimalnya, alias mencapai batas kemampuan anaerobic-nya, maka rokok otomatis akan memaksa anda memakai beban ringan, padahal seharusnya otot anda bisa mengangkat beban lebih berat dari seharusnya jika anda bukan perokok, “ kata Swartzwelder. Jika anda berada di kondisi palsu seperti itu (angkat beban dengan berat yang lebih ringan dari seharusnya), maka anda akan kesulitan memberi stimulus yang diperlukan untuk pertumbuhan otot ke fase berikutnya yang lebih tinggi.
3. Butuh waktu lebih lama untuk menambah massa otot. Merokok itu sama saja menunda proses penyembuhan luka, karenanya berdampak langsung pada sistim mekanik fundamental resistance training. “Saat anda angkat beban / fitness guna membentuk otot, anda sama saja menciptakan luka skala mikro dalam jaringan otot yang anda latih, dan itu butuh penyembuhan,” kata Ed Morand, trainer terkemuka di pusat kebugaran di New York / Town Sports International. “Butuh 48 sampai 72 jam agar otot bisa pulih seperti semula.” Setelah sembuh (berkat istirahat), maka otot anda telah beradaptasi sedemikian sehingga otot menjadi lebih kuat untuk menghadapi latihan fitness berikutnya. Jika dibarengi nutrisi tepat, maka selain kuat, otot juga menjadi lebih besar ukurannya dibanding sebelumnya. TAPI merokok memperlambat semua proses tersebut, akibatnya otot butuh waktu lebih lama dari seharusnya untuk memperbaiki dirinya sendiri.
4. Kekuatan otot menurun. Otot anda hanya bisa menjadi sekuat tulang yang berada dibalik otot itu sendiri. Bagi kawula muda dan mereka yang berjiwa muda, mungkin paling tidak ada rasa takut sama sekali mendengar kata osteoporosis. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, semua perokok menderita penurunan mineral tulang, dan mereka semua tidak menyadarinya karena efeknya terjadi pelan tapi pasti. Tapi jika anda adalah fitnessmania yang serius (saya ragu anda berhak menyebut diri anda penggemar fitness jika anda seorang perokok), turunnya kekuatan tulang itu sama saja menurunnya kemampuan mengatasi semua stress yang terjadi selama angkat beban. “Resiko mengalami patah tulang meningkat karena rokok,” kata Swartzwelder.
5. Nutrisi anda menjadi kacau balau. Tak peduli sebaik apapun anda merancang gizi makanan, anda tidak bakalan bisa menjadi Marlboro Man. “Tembakau meningkatkan jumlah radikal bebas yang masuk ke darah,” kata Keith Ayoob, R.D., direktur nutrisi di Rose F Kennedy Center di Albert Einstein College of Medicine di New York City. Radikal bebas adalah molekul yang elektronnya tidak lengkap. Saat memasuki tubuh anda, radikal bebas akan mencuri elektron dari molekul lain (nutrisi anda) agar susunan molekulnya lengkap. Yang menjadi sasaran radikal bebas adalah protein, asam amino, dan karbohidrat – semuanya adalah unsur yang anda makan selama ini. Semua nutrisi dan supplement yang anda makan dengan harapan mendapat otot dan fisik idaman, menjadi sia sia saja karena radikal bebas. Tembakau juga membuat darah menjadi pekat dan kental dari yang seharusnya. “Karbonmonoksida dari asap rokok meningkatkan kolesterol darah, bisa menyebabkan penyempitan dan kerusakan dinding arteri,” kata Ayoob.
6. Keperkasaan pria menurun. Mentang mentang anda para pria punya bahu/pundak lebar dan pantat yang seksi nan kencang, anda menggangap enteng bau nafas tak sedap dari mulut anda dan kuningnya jari jemari anda, karena merasa bisa menyenangkan pacar anda dengan pergi ke Burger King, dan merasa kaya karena mampu membelanjakan Rp 10 juta per tahun untuk beli rokok. Tapi kelebihan anda itu tidak akan berkesan bagi wanita jika penis anda tidak bisa berfungsi sebaik ego anda. “Penelitian menunjukkan, hanya dengan menghisap sedikit rokok saja, bisa berdampak langsung pada seberapa banyak aliran darah yang mengalir ke arteri penis,” kata Swartzwelder. Perokok pria beresiko 2 kali lebih besar ketimbang non perokok untuk mengalami impotensi. Jika anda menganggap penis anda sebagai aset utama kejantanan anda, tembakau juga bisa menurunkan kemampuan sperma mencapai sel telur secara sukses.
7. Menurunkan pembakaran kalori tubuh. Nikotin memang bisa membantu membakar lemak (metabolisme menaik), disinilah timbul ide daripara atlit untuk curi-curi kesempatan untuk merokok guna membuang kelebihan kalori tubuh. Tapi jangan lupa, merokok juga menurunkan kapasitas daya tampung oksigen paru paru anda, karena kemampuan paru-paru mengembang saat anda tarik nafas dalam dalam, menjadi terbatas. “Itu artinya jumlah oksigen yang bisa disalurkan kedarah, menjadi sedikit. Padahal tubuh anda sangat mengandalkan hal tersebut untuk keperluan aerobik,” kata Morand. Tanpa oksigen, fitness dan aerobik anda tidak bakal berlangsung lama, dan ujung-ujungnya, anda hanya mampu membakar sedikit kalori, walau sudah menghabiskan waktu olahraga lebih lama dari biasanya sekalipun. Tembakau menurunkan kemampuan bakar lemak anda sendiri. “Jika anda punya kadar nikotin tinggi dalam tubuh anda, maka sistim alami cardiac anda menganggur, karena selama aerobik, tekanan darah dan detak jantung naik oleh bantuan nikotin, bukan oleh sistim cardiac anda. Dan itu tidak natural. Dalam hal ini, merokok tidak ada bedanya dengan memakai drug,” jelas Swartzwelder. ”Anda akan kehilangan 10-20% dari benefit olahraga aerobik yang seharusnya anda terima dan nikmati, dan itu semuanya gara-gara merokok.”
Bagaimana cara berhenti merokok 4 kali lebih cepat ketimbang cara normal ? Ada beberapa metode, yaitu memakai alternatif lain merokok (lihat RAGAM CARA KONSUMSI NIKOTIN pada artikel NIKOTIN: DRUG TERPOPULER SEDUNIA); ikut fitness; terapi hipnotis; akupuntur; pakai Zyban; konsultasi; pakai supplement. Cara yang paling efektif adalah yang paling cocok bagi anda, jadi anda musti cari tahu sendiri. Penelitian terbaru menunjukkan, semakin banyak kombinasi metode yang anda pakai, semakin besar proses kesembuhan anda terhadap nikotin.
Zyban adalah obat anti depresi untuk membantu anda membebaskan diri dari cengkeraman nikotin, adalah obat resep dokter yang juga dikenal dengan nama Wellbutrin (nama generiknya bupropion), terbukti mampu menurunkan efek negatif yang ditimbulkan saat seseorang berhenti memakai narkotika. Anda boleh memakainya selama 2-3 bulan, mulai dari seminggu sebelum anda buang rokok anda. “Jika anda menghisap nikotin (bukan dalam bentuk rokok) dan memakai bupropion secara bersamaan, kemungkinan lebih efektif ketimbang memakai bupropion saja,” kata Geiger. Jika paka kedua metode itu, maka 58% perokok berhasil tidak menyentuh rokok selama sebulan lebih.
Cari organisasi yang menyediakan layanan konsultasi berkaitan dengan perilaku seseorang saat mencoba stop merokok. Bisa berupa terapi individu, kelompok, telepon hotline, seminar, dll. Semuanya bisa membantu anda untuk termotivasi stop merokok. “Probabilitas keberhasilan anda akan meningkat 2 kali lipat,” kata Geiger. “Ada bagusnya anda menggabungkan terapi obat dengan terapi konsultasi, karena bisa kemungkinan suksesnya 4 kali lebih besar ketimbang mencoba stop merokok tanpa bantuan siapapun.”
Pemakaian supplement selama mencoba stop merokok juga penting. Rokok menurunkan kadar vitamin dalam darah dan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh. Kadar homocysteine pada perokok juga diatas normal (jenis asam amino yang dikaitkan dengan penyakit jantung). Walau supplement tidak membuat anda stop merokok, tapi dengan mengkonsumsi supplement anti oksidan seperti vitamin C, E dan beta-carotene – bisa membantu kerusakan sel yang ditimbulkan akibat merokok. Vitamin B6, B12, dan folic acid bisa membantu anda melawan homocysteine. Minum 8-10 gelas air per hari juga membantu mengencerkan tar dan polutan lainnya dari paru paru.
Secanggih apapun fasilitas yang disediakan untuk berhenti merokok, semuanya tergantung motivasi, keteguhan hati, tekad bulat, dan sikap yang tak bisa diubah oleh siapapun, agar sukses. Dan binaraga / program fitness mengandung seluruh unsur tersebut.
Dengan ikut fitness di gym, walau kedengarannya agak absurb, mungkin saja bisa membantu perokok yang selama ini kekurangan motivasi, untuk berhenti merokok. Dengan menjalani latihan beban yang keras, akan tumbuh perasaan bangga pada penampilan fisik dan staminanya. Semakin besar kemajuan fisik/stamina yang didapatnya di gym, maka semakin besar keyakinan mereka bahwa merokok itu tidak bagus bagi kesehatan mereka. Sebaliknya, perokok yang tidak pernah olahraga, tidak punya tolak ukur semacam itu (sesuatu yang bisa dijadikan patokan ukuran, efek sebelum dan sesudah merokok).
Dengan ikut kelas fitness, maka cepat atau lambat, seseorang akan menjadi lebih berpengetahuan soal fisiologi dan kesehatan manusia – sesuatu yang selama ini tidak disadarinya sebagaimana kita semua tahu, para perokok tidak sepenuhnya sadar akan efek negatif merokok terhadap dirinya. Mungkin mereka tahu, tapi tidak terlalu merasakannya pada fisik mereka. Ikut fitness akan memaksa perokok merasakan anjloknya stamina fisik yang selama ini tidak pernah dirasakannya sebagai akibat merokok.
Seharusnya bahaya merokok dan zat aditif lainnya seperti narkoba, diajarkan di sekolahan dari dini. Para siswa harus diajarkan, dilibatkan, dan diberikan kuis soal rokok dalam kelompok diskusi yang ada. Kelak pelajaran tersebut akan mereka bawa selepas sekolah dan dewasa kelak, dan benefitnya sangat besar, bisa menyelamatkan ribuan jiwa dari cengkeraman nikotin.
References :
1. Smoking and the Athlete – Paul M Meadows, MD
2. Smoking: How it will limit your Bodybuilding Success – David Robson
3. 400,000 Reasons to Stop Smoking - 2004, The Health & Fitness Information Network
4. American Heart. (2004). The Effects of Smoking.
5. American Cancer Society. (2004). Scientists Confirm Cancer risk from Second Hand Smoke.
6. Arizona Smokers Quit-line.(2004). What's in cigarette smoke?
7. BBC Health. (2003). Smoking.
8. National Center For Chronic Disease Prevention and Health Promotion. (1996).
9. Smoking and Musculoskeletal Pain – Mauro Di Pasquale 2003
10. Kicking butts: forget for a moment all that stuff about cancer—that's tomorrow. Smoking can screw up your workout today! - Men's Fitness, Nov, 2002 by Myatt Murphy
11. CDC. Annual smoking-attributable mortality, years of potential life lost, and economic costs—United States, 1995–1999. ( PDF - 225k) Morbidity and Mortality Weekly Report 2002;51(14):300–303. Accessed: February 2004.
12. CDC. Health United States, 2003, With Chartbook on Trends in the Health of Americans. (PDF - 119k) Hyattsville, MD: CDC, National Center for Health Statistics; 2003. Accessed: February 2004.
13. McGinnis J, Foege WH. Actual causes of death in the United States. Journal of the American Medical Association 1993;270:2207–2212.
14. Novotny TE, Giovino GA. Tobacco use. In: Brownson RC, Remington PL, Davis JR (eds). Chronic Disease Epidemiology and Control. Washington, DC: American Public Health Association; 1998. p.117–148.
15. U.S. Department of Health and Human Services. Reducing the Health Consequences of Smoking — 25 Years of Progress: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1989. DHHS Pub. No. (CDC) 89-8411. Accessed: February 2004.
16. U.S. Department of Health and Human Services. Tobacco Use Among U.S. Racial/Ethnic Minority Groups—African Americans, American Indians and Alaska Natives, Asian Americans and Pacific Islanders, and Hispanics: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1998. Accessed: February 2004.
17. Ockene IS, Miller NH. Cigarette smoking, cardiovascular disease, and stroke: a statement for healthcare professionals from the American Heart Association. Journal of American Health Association 1997;96(9):3243–3247.
18. Fielding JE, Husten CG, Eriksen MP. Tobacco: health effects and control. In: Maxcy KF, Rosenau MJ, Last JM, Wallace RB, Doebbling BN (eds.). Public Health and Preventive Medicine. New York: McGraw-Hill;1998. p.817–845.
19. U.S. Department of Health and Human Services. Women and Smoking: A Report of the Surgeon General. Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 2001. Accessed: February 2004.
• Bisa merasakan dan mencium makanan secara lebih baik. Tidak lagi mengeluarkan bau nafas tak sedap. Tidak batuk-batuk lagi.
• Mengurangi resiko terkena kanker paru-paru, kanker lainnya, sakit jantung, stroke, penyakit paru-paru lainnya, dan penyakit lain yang berkaitan dengan nafas.
• Mantan perokok punya level kesehatan lebih baik ketimbang perokok aktif yang belum tobat. Mereka lebih jarang sakit, jarang mengeluh, jarang kena bronchitis dan pneumonia dibandingkan perokok aktif.
• Hemat uang. Di Amerika penghematannya bisa sampai US$ 700.00 per tahun. Apalagi kecenderungannya saat ini harga rokok akan terus naik.
Apa yang terjadi saat kita mencoba stop merokok ? Status candu nikotin setara dengan kokain dan heroin. Malah melebihi alkohol. Efeknya terasa langsung secara psikologis seperti pusing, gelisah, uring-uringan, depresi, frustasi, marah, capai, susah tidur, nafsu makan meningkat (nikotin mencegah rasa lapar). Semua itu terjadi karena proses pembuangan racun (detoksifikasi) dari tubuh tengah berlangsung. Nikotin mempengaruhi otak dan syarat secara kimiawi. Nikotin merangsang otak memproduksi dopamine (neurotransmitter yang membuat otak merasa nyaman dan percaya diri). “Efek yang sama bisa anda rasakan dengan rajin latihan di gym,” kata Morand. Selain dopamine, fitness juga memicu produksi neurotransmitter lain, yaitu serotonin (meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan keinginan mengkonsumsi makanan berlemak). Minimal ikut fitness 30 menit per sesi, 3-4 kali seminggu, akan membantu anda berhenti merokok, membuat anda jadi relaks, dan mudah tidur di malam harinya.
Tanpa nikotin, anda akan makan secara membabi buta karena sistim metabolisme anda bagaikan di booting ulang (reset). Makan 6 kali sehari ala binaraga serasa tidak ada artinya, tapi harus tetap dicoba. Makan sesering mungkin menstabilkan level insulin anda selama seharian, dengan begitu resiko penimbunan lemak pada tubuh bisa dikurangi. Jadi bersiaplah merencanakan semua makanan anda (low kalori dan low fat) jika anda berada di tahap itu. Diet harus jadi perhatian utama anda melebihi hari hari lainnya. Saran saya adalah, jangan mencoba diet jika tengah berusaha berhenti merokok. Anda bisa diet kapan saja jika kebiasaan merokok sudah hilang kelak. Mencoba melakukan diet dan stop merokok bersamaan, kemungkinan besar akan gagal.
Diet ala fitness dan berhenti merokok, keduanya mirip – sama sama susah luar biasa menerapkannya. Keduanya adalah mental game, karena dengan kekuatan mental sajalah anda bisa mengendalikan alam bawah sadar anda. Alam bawah sadar akan selalu berusaha mengarahkan anda mendapatkan apa yang paling anda inginkan, yaitu rokok.
Susah konsentrasi selama proses menjauhi rokok juga kerap terjadi. Sarapan pagi adalah solusi terbaik untuk membuat anda lebih segar bugar di pagi hari. Perokok cenderung mengandalkan rokok sebagai sarapan pagi sekaligus membangunkan dirinya. Sekali mereka stop merokok, beberapa kali mereka kadang melewatkan sarapan pagi, membuat kualitas aktifitas kesehariannya menurun. “Melewatkan sarapan pagi berarti kadar gula tubuh anjlok dan membuat anda merasa lemas seharian. Sarapan pagi ideal adalah campuran antara karbohidrat kompleks dan protein. Daya serap karbohidrat ke tubuh lebih cepat ketimbang protein. Mengkonsumsi keduanya bersamaan, akan menjamin ketersediaan energi selama seharian.
Walau kemahiran merokok anda sudah melebihi asap cerobong pabrik yang tengah terbakar sekalipun (hehehe), tidak ada kata terlambat bagi anda untuk berhenti merokok. Sekali anda berketetapan hati berhenti merokok, maka efek negatif merokok akan mulai menghilang saat itu juga, tak peduli sudah berapa lama anda kecanduan merokok.
1. Setelah 20 menit : Tekanan darah turun ke level yang mendekati kala sebelum anda menyalakan rokok terakhir anda.
2. Setelah 8 jam : kadar karbonmonoksida dalam darah menjadi normal.
3. Setelah 24 jam : Resiko anda terkena serangan jantung dadakan sedikit menurun.
4. Setelah 2 minggu s/d 3 bulan : Perfomance paru-paru anda meningkat 30%
5. Setelah 1 s/d 9 bulan : Penyakit seperti batuk-batuk, sinus, pegal pegal, nafas pendek – menurun; cilia (filamen kecil yang bertugas membersihkan paru-paru) mulai berfungsi normal (mengurangi infeksi paru paru).
6. Setelah 1 tahun : Resiko penyakit jantung koroner menjadi 50% lebih kecil dibandingkan perokok aktif lain yang masih belum bertobat
7. Setelah 5 tahun : Resiko terkena stroke menurun drastis
8. Setelah 10 tahun : Resiko kematian akibat kanker paru paru menurun 50% dibandingkan perokok aktif yang belum tobat
9. Setelah 15 tahun : Resiko penyakit jantung koroner kini setara dengan mereka yang tidak pernah merokok seumur hidupnya
“Tembakau juga menghalangi anda mendapatkan fisik berotot ala fitness idaman anda selama ini,” kata Scott Swartzwelder, Ph.D., profesor klinis masalah fisiologi medis di Duke University dan penulis buku “Pumped: Straight Facts for Athletes About Drugs, Supplements and Training”.
Hal-hal negatif yang bisa dialami perokok yang ikut fitness adalah sebagai berikut :
1. Stamina menurun. Saat kebutuhan oksigen meningkat (selama olahraga), maka beban yang diangkat akan kian terasa beratnya. Berkurangnya kapasitas serap oksigen pada paru-paru perokok (akibat permukaan paru paru tertutup tar nikotin), menyebabkan jumlah oksigen yang mencapai alveoli berkurang, akibatnya jumlah oksigen dalam darah berkurang. Latihan squat misalnya, akan membuat frustasi binaragawan yang memilih menjadi perokok. Cepat atau lambat, mereka akan dipaksa mengambil keputusan, terus atau stop merokok. Nikotin menyebabkan turunnya aliran darah ke sekujur tubuh. Bagi atlit yang sangat mengandalkan kecepatan dan manuver gerakan fisik yang mendadak, nikotin menimbulkan masalah syaraf pada atlit. Walau nikotin bisa membantu atlit berkonsentrasi, tapi ruginya lebih banyak lagi, karena karbonmonoksida mengurangi kemampuan anda dalam hal seberapa cepat anda bisa lakukan kontraksi pada otot anda. Semakin lambat kemampuan kontraksi otot anda, maka semakin rendah respon otot untuk menggerakkan anggota tubuh anda pada saat beraksi di lapangan. Karbonmonoksida pada rokok, jika tercampur dengan hemoglobin darah, maka akan menurunkan kemampuan sel darah merah mengikat oksigen. Hasilnya adalah stamina perokok tidak sebagus non perokok, termasuk aktfiitas fisik paling sederhana sekalipun seperti naik turun tangga.
2. Susah menambah massa otot. Menghirup karbonmonoksida dari rokok, menguras cadangan oksigen dalam otot anda, akibatnya anda akan susah mendapatkan kontraksi otot yang dikehendaki selama angkat beban, akibatnya jumlah beban yang bisa anda angkat akan menurun. “Karena anda gagal memaksa otot bekerja mencapai kemampuan genetik maksimalnya, alias mencapai batas kemampuan anaerobic-nya, maka rokok otomatis akan memaksa anda memakai beban ringan, padahal seharusnya otot anda bisa mengangkat beban lebih berat dari seharusnya jika anda bukan perokok, “ kata Swartzwelder. Jika anda berada di kondisi palsu seperti itu (angkat beban dengan berat yang lebih ringan dari seharusnya), maka anda akan kesulitan memberi stimulus yang diperlukan untuk pertumbuhan otot ke fase berikutnya yang lebih tinggi.
3. Butuh waktu lebih lama untuk menambah massa otot. Merokok itu sama saja menunda proses penyembuhan luka, karenanya berdampak langsung pada sistim mekanik fundamental resistance training. “Saat anda angkat beban / fitness guna membentuk otot, anda sama saja menciptakan luka skala mikro dalam jaringan otot yang anda latih, dan itu butuh penyembuhan,” kata Ed Morand, trainer terkemuka di pusat kebugaran di New York / Town Sports International. “Butuh 48 sampai 72 jam agar otot bisa pulih seperti semula.” Setelah sembuh (berkat istirahat), maka otot anda telah beradaptasi sedemikian sehingga otot menjadi lebih kuat untuk menghadapi latihan fitness berikutnya. Jika dibarengi nutrisi tepat, maka selain kuat, otot juga menjadi lebih besar ukurannya dibanding sebelumnya. TAPI merokok memperlambat semua proses tersebut, akibatnya otot butuh waktu lebih lama dari seharusnya untuk memperbaiki dirinya sendiri.
4. Kekuatan otot menurun. Otot anda hanya bisa menjadi sekuat tulang yang berada dibalik otot itu sendiri. Bagi kawula muda dan mereka yang berjiwa muda, mungkin paling tidak ada rasa takut sama sekali mendengar kata osteoporosis. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, semua perokok menderita penurunan mineral tulang, dan mereka semua tidak menyadarinya karena efeknya terjadi pelan tapi pasti. Tapi jika anda adalah fitnessmania yang serius (saya ragu anda berhak menyebut diri anda penggemar fitness jika anda seorang perokok), turunnya kekuatan tulang itu sama saja menurunnya kemampuan mengatasi semua stress yang terjadi selama angkat beban. “Resiko mengalami patah tulang meningkat karena rokok,” kata Swartzwelder.
5. Nutrisi anda menjadi kacau balau. Tak peduli sebaik apapun anda merancang gizi makanan, anda tidak bakalan bisa menjadi Marlboro Man. “Tembakau meningkatkan jumlah radikal bebas yang masuk ke darah,” kata Keith Ayoob, R.D., direktur nutrisi di Rose F Kennedy Center di Albert Einstein College of Medicine di New York City. Radikal bebas adalah molekul yang elektronnya tidak lengkap. Saat memasuki tubuh anda, radikal bebas akan mencuri elektron dari molekul lain (nutrisi anda) agar susunan molekulnya lengkap. Yang menjadi sasaran radikal bebas adalah protein, asam amino, dan karbohidrat – semuanya adalah unsur yang anda makan selama ini. Semua nutrisi dan supplement yang anda makan dengan harapan mendapat otot dan fisik idaman, menjadi sia sia saja karena radikal bebas. Tembakau juga membuat darah menjadi pekat dan kental dari yang seharusnya. “Karbonmonoksida dari asap rokok meningkatkan kolesterol darah, bisa menyebabkan penyempitan dan kerusakan dinding arteri,” kata Ayoob.
6. Keperkasaan pria menurun. Mentang mentang anda para pria punya bahu/pundak lebar dan pantat yang seksi nan kencang, anda menggangap enteng bau nafas tak sedap dari mulut anda dan kuningnya jari jemari anda, karena merasa bisa menyenangkan pacar anda dengan pergi ke Burger King, dan merasa kaya karena mampu membelanjakan Rp 10 juta per tahun untuk beli rokok. Tapi kelebihan anda itu tidak akan berkesan bagi wanita jika penis anda tidak bisa berfungsi sebaik ego anda. “Penelitian menunjukkan, hanya dengan menghisap sedikit rokok saja, bisa berdampak langsung pada seberapa banyak aliran darah yang mengalir ke arteri penis,” kata Swartzwelder. Perokok pria beresiko 2 kali lebih besar ketimbang non perokok untuk mengalami impotensi. Jika anda menganggap penis anda sebagai aset utama kejantanan anda, tembakau juga bisa menurunkan kemampuan sperma mencapai sel telur secara sukses.
7. Menurunkan pembakaran kalori tubuh. Nikotin memang bisa membantu membakar lemak (metabolisme menaik), disinilah timbul ide daripara atlit untuk curi-curi kesempatan untuk merokok guna membuang kelebihan kalori tubuh. Tapi jangan lupa, merokok juga menurunkan kapasitas daya tampung oksigen paru paru anda, karena kemampuan paru-paru mengembang saat anda tarik nafas dalam dalam, menjadi terbatas. “Itu artinya jumlah oksigen yang bisa disalurkan kedarah, menjadi sedikit. Padahal tubuh anda sangat mengandalkan hal tersebut untuk keperluan aerobik,” kata Morand. Tanpa oksigen, fitness dan aerobik anda tidak bakal berlangsung lama, dan ujung-ujungnya, anda hanya mampu membakar sedikit kalori, walau sudah menghabiskan waktu olahraga lebih lama dari biasanya sekalipun. Tembakau menurunkan kemampuan bakar lemak anda sendiri. “Jika anda punya kadar nikotin tinggi dalam tubuh anda, maka sistim alami cardiac anda menganggur, karena selama aerobik, tekanan darah dan detak jantung naik oleh bantuan nikotin, bukan oleh sistim cardiac anda. Dan itu tidak natural. Dalam hal ini, merokok tidak ada bedanya dengan memakai drug,” jelas Swartzwelder. ”Anda akan kehilangan 10-20% dari benefit olahraga aerobik yang seharusnya anda terima dan nikmati, dan itu semuanya gara-gara merokok.”
Bagaimana cara berhenti merokok 4 kali lebih cepat ketimbang cara normal ? Ada beberapa metode, yaitu memakai alternatif lain merokok (lihat RAGAM CARA KONSUMSI NIKOTIN pada artikel NIKOTIN: DRUG TERPOPULER SEDUNIA); ikut fitness; terapi hipnotis; akupuntur; pakai Zyban; konsultasi; pakai supplement. Cara yang paling efektif adalah yang paling cocok bagi anda, jadi anda musti cari tahu sendiri. Penelitian terbaru menunjukkan, semakin banyak kombinasi metode yang anda pakai, semakin besar proses kesembuhan anda terhadap nikotin.
Zyban adalah obat anti depresi untuk membantu anda membebaskan diri dari cengkeraman nikotin, adalah obat resep dokter yang juga dikenal dengan nama Wellbutrin (nama generiknya bupropion), terbukti mampu menurunkan efek negatif yang ditimbulkan saat seseorang berhenti memakai narkotika. Anda boleh memakainya selama 2-3 bulan, mulai dari seminggu sebelum anda buang rokok anda. “Jika anda menghisap nikotin (bukan dalam bentuk rokok) dan memakai bupropion secara bersamaan, kemungkinan lebih efektif ketimbang memakai bupropion saja,” kata Geiger. Jika paka kedua metode itu, maka 58% perokok berhasil tidak menyentuh rokok selama sebulan lebih.
Cari organisasi yang menyediakan layanan konsultasi berkaitan dengan perilaku seseorang saat mencoba stop merokok. Bisa berupa terapi individu, kelompok, telepon hotline, seminar, dll. Semuanya bisa membantu anda untuk termotivasi stop merokok. “Probabilitas keberhasilan anda akan meningkat 2 kali lipat,” kata Geiger. “Ada bagusnya anda menggabungkan terapi obat dengan terapi konsultasi, karena bisa kemungkinan suksesnya 4 kali lebih besar ketimbang mencoba stop merokok tanpa bantuan siapapun.”
Pemakaian supplement selama mencoba stop merokok juga penting. Rokok menurunkan kadar vitamin dalam darah dan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh. Kadar homocysteine pada perokok juga diatas normal (jenis asam amino yang dikaitkan dengan penyakit jantung). Walau supplement tidak membuat anda stop merokok, tapi dengan mengkonsumsi supplement anti oksidan seperti vitamin C, E dan beta-carotene – bisa membantu kerusakan sel yang ditimbulkan akibat merokok. Vitamin B6, B12, dan folic acid bisa membantu anda melawan homocysteine. Minum 8-10 gelas air per hari juga membantu mengencerkan tar dan polutan lainnya dari paru paru.
Secanggih apapun fasilitas yang disediakan untuk berhenti merokok, semuanya tergantung motivasi, keteguhan hati, tekad bulat, dan sikap yang tak bisa diubah oleh siapapun, agar sukses. Dan binaraga / program fitness mengandung seluruh unsur tersebut.
Dengan ikut fitness di gym, walau kedengarannya agak absurb, mungkin saja bisa membantu perokok yang selama ini kekurangan motivasi, untuk berhenti merokok. Dengan menjalani latihan beban yang keras, akan tumbuh perasaan bangga pada penampilan fisik dan staminanya. Semakin besar kemajuan fisik/stamina yang didapatnya di gym, maka semakin besar keyakinan mereka bahwa merokok itu tidak bagus bagi kesehatan mereka. Sebaliknya, perokok yang tidak pernah olahraga, tidak punya tolak ukur semacam itu (sesuatu yang bisa dijadikan patokan ukuran, efek sebelum dan sesudah merokok).
Dengan ikut kelas fitness, maka cepat atau lambat, seseorang akan menjadi lebih berpengetahuan soal fisiologi dan kesehatan manusia – sesuatu yang selama ini tidak disadarinya sebagaimana kita semua tahu, para perokok tidak sepenuhnya sadar akan efek negatif merokok terhadap dirinya. Mungkin mereka tahu, tapi tidak terlalu merasakannya pada fisik mereka. Ikut fitness akan memaksa perokok merasakan anjloknya stamina fisik yang selama ini tidak pernah dirasakannya sebagai akibat merokok.
Seharusnya bahaya merokok dan zat aditif lainnya seperti narkoba, diajarkan di sekolahan dari dini. Para siswa harus diajarkan, dilibatkan, dan diberikan kuis soal rokok dalam kelompok diskusi yang ada. Kelak pelajaran tersebut akan mereka bawa selepas sekolah dan dewasa kelak, dan benefitnya sangat besar, bisa menyelamatkan ribuan jiwa dari cengkeraman nikotin.
References :
1. Smoking and the Athlete – Paul M Meadows, MD
2. Smoking: How it will limit your Bodybuilding Success – David Robson
3. 400,000 Reasons to Stop Smoking - 2004, The Health & Fitness Information Network
4. American Heart. (2004). The Effects of Smoking.
5. American Cancer Society. (2004). Scientists Confirm Cancer risk from Second Hand Smoke.
6. Arizona Smokers Quit-line.(2004). What's in cigarette smoke?
7. BBC Health. (2003). Smoking.
8. National Center For Chronic Disease Prevention and Health Promotion. (1996).
9. Smoking and Musculoskeletal Pain – Mauro Di Pasquale 2003
10. Kicking butts: forget for a moment all that stuff about cancer—that's tomorrow. Smoking can screw up your workout today! - Men's Fitness, Nov, 2002 by Myatt Murphy
11. CDC. Annual smoking-attributable mortality, years of potential life lost, and economic costs—United States, 1995–1999. ( PDF - 225k) Morbidity and Mortality Weekly Report 2002;51(14):300–303. Accessed: February 2004.
12. CDC. Health United States, 2003, With Chartbook on Trends in the Health of Americans. (PDF - 119k) Hyattsville, MD: CDC, National Center for Health Statistics; 2003. Accessed: February 2004.
13. McGinnis J, Foege WH. Actual causes of death in the United States. Journal of the American Medical Association 1993;270:2207–2212.
14. Novotny TE, Giovino GA. Tobacco use. In: Brownson RC, Remington PL, Davis JR (eds). Chronic Disease Epidemiology and Control. Washington, DC: American Public Health Association; 1998. p.117–148.
15. U.S. Department of Health and Human Services. Reducing the Health Consequences of Smoking — 25 Years of Progress: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1989. DHHS Pub. No. (CDC) 89-8411. Accessed: February 2004.
16. U.S. Department of Health and Human Services. Tobacco Use Among U.S. Racial/Ethnic Minority Groups—African Americans, American Indians and Alaska Natives, Asian Americans and Pacific Islanders, and Hispanics: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1998. Accessed: February 2004.
17. Ockene IS, Miller NH. Cigarette smoking, cardiovascular disease, and stroke: a statement for healthcare professionals from the American Heart Association. Journal of American Health Association 1997;96(9):3243–3247.
18. Fielding JE, Husten CG, Eriksen MP. Tobacco: health effects and control. In: Maxcy KF, Rosenau MJ, Last JM, Wallace RB, Doebbling BN (eds.). Public Health and Preventive Medicine. New York: McGraw-Hill;1998. p.817–845.
19. U.S. Department of Health and Human Services. Women and Smoking: A Report of the Surgeon General. Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 2001. Accessed: February 2004.
Kenapa kita sebaiknya berhenti merokok ?
• Bisa merasakan dan mencium makanan secara lebih baik. Tidak lagi mengeluarkan bau nafas tak sedap. Tidak batuk-batuk lagi.
• Mengurangi resiko terkena kanker paru-paru, kanker lainnya, sakit jantung, stroke, penyakit paru-paru lainnya, dan penyakit lain yang berkaitan dengan nafas.
• Mantan perokok punya level kesehatan lebih baik ketimbang perokok aktif yang belum tobat. Mereka lebih jarang sakit, jarang mengeluh, jarang kena bronchitis dan pneumonia dibandingkan perokok aktif.
• Hemat uang. Di Amerika penghematannya bisa sampai US$ 700.00 per tahun. Apalagi kecenderungannya saat ini harga rokok akan terus naik.
Apa yang terjadi saat kita mencoba stop merokok ? Status candu nikotin setara dengan kokain dan heroin. Malah melebihi alkohol. Efeknya terasa langsung secara psikologis seperti pusing, gelisah, uring-uringan, depresi, frustasi, marah, capai, susah tidur, nafsu makan meningkat (nikotin mencegah rasa lapar). Semua itu terjadi karena proses pembuangan racun (detoksifikasi) dari tubuh tengah berlangsung. Nikotin mempengaruhi otak dan syarat secara kimiawi. Nikotin merangsang otak memproduksi dopamine (neurotransmitter yang membuat otak merasa nyaman dan percaya diri). “Efek yang sama bisa anda rasakan dengan rajin latihan di gym,” kata Morand. Selain dopamine, fitness juga memicu produksi neurotransmitter lain, yaitu serotonin (meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan keinginan mengkonsumsi makanan berlemak). Minimal ikut fitness 30 menit per sesi, 3-4 kali seminggu, akan membantu anda berhenti merokok, membuat anda jadi relaks, dan mudah tidur di malam harinya.
Tanpa nikotin, anda akan makan secara membabi buta karena sistim metabolisme anda bagaikan di booting ulang (reset). Makan 6 kali sehari ala binaraga serasa tidak ada artinya, tapi harus tetap dicoba. Makan sesering mungkin menstabilkan level insulin anda selama seharian, dengan begitu resiko penimbunan lemak pada tubuh bisa dikurangi. Jadi bersiaplah merencanakan semua makanan anda (low kalori dan low fat) jika anda berada di tahap itu. Diet harus jadi perhatian utama anda melebihi hari hari lainnya. Saran saya adalah, jangan mencoba diet jika tengah berusaha berhenti merokok. Anda bisa diet kapan saja jika kebiasaan merokok sudah hilang kelak. Mencoba melakukan diet dan stop merokok bersamaan, kemungkinan besar akan gagal.
Diet ala fitness dan berhenti merokok, keduanya mirip – sama sama susah luar biasa menerapkannya. Keduanya adalah mental game, karena dengan kekuatan mental sajalah anda bisa mengendalikan alam bawah sadar anda. Alam bawah sadar akan selalu berusaha mengarahkan anda mendapatkan apa yang paling anda inginkan, yaitu rokok.
Susah konsentrasi selama proses menjauhi rokok juga kerap terjadi. Sarapan pagi adalah solusi terbaik untuk membuat anda lebih segar bugar di pagi hari. Perokok cenderung mengandalkan rokok sebagai sarapan pagi sekaligus membangunkan dirinya. Sekali mereka stop merokok, beberapa kali mereka kadang melewatkan sarapan pagi, membuat kualitas aktifitas kesehariannya menurun. “Melewatkan sarapan pagi berarti kadar gula tubuh anjlok dan membuat anda merasa lemas seharian. Sarapan pagi ideal adalah campuran antara karbohidrat kompleks dan protein. Daya serap karbohidrat ke tubuh lebih cepat ketimbang protein. Mengkonsumsi keduanya bersamaan, akan menjamin ketersediaan energi selama seharian.
Walau kemahiran merokok anda sudah melebihi asap cerobong pabrik yang tengah terbakar sekalipun (hehehe), tidak ada kata terlambat bagi anda untuk berhenti merokok. Sekali anda berketetapan hati berhenti merokok, maka efek negatif merokok akan mulai menghilang saat itu juga, tak peduli sudah berapa lama anda kecanduan merokok.
1. Setelah 20 menit : Tekanan darah turun ke level yang mendekati kala sebelum anda menyalakan rokok terakhir anda.
2. Setelah 8 jam : kadar karbonmonoksida dalam darah menjadi normal.
3. Setelah 24 jam : Resiko anda terkena serangan jantung dadakan sedikit menurun.
4. Setelah 2 minggu s/d 3 bulan : Perfomance paru-paru anda meningkat 30%
5. Setelah 1 s/d 9 bulan : Penyakit seperti batuk-batuk, sinus, pegal pegal, nafas pendek – menurun; cilia (filamen kecil yang bertugas membersihkan paru-paru) mulai berfungsi normal (mengurangi infeksi paru paru).
6. Setelah 1 tahun : Resiko penyakit jantung koroner menjadi 50% lebih kecil dibandingkan perokok aktif lain yang masih belum bertobat
7. Setelah 5 tahun : Resiko terkena stroke menurun drastis
8. Setelah 10 tahun : Resiko kematian akibat kanker paru paru menurun 50% dibandingkan perokok aktif yang belum tobat
9. Setelah 15 tahun : Resiko penyakit jantung koroner kini setara dengan mereka yang tidak pernah merokok seumur hidupnya
“Tembakau juga menghalangi anda mendapatkan fisik berotot ala fitness idaman anda selama ini,” kata Scott Swartzwelder, Ph.D., profesor klinis masalah fisiologi medis di Duke University dan penulis buku “Pumped: Straight Facts for Athletes About Drugs, Supplements and Training”.
Hal-hal negatif yang bisa dialami perokok yang ikut fitness adalah sebagai berikut :
1. Stamina menurun. Saat kebutuhan oksigen meningkat (selama olahraga), maka beban yang diangkat akan kian terasa beratnya. Berkurangnya kapasitas serap oksigen pada paru-paru perokok (akibat permukaan paru paru tertutup tar nikotin), menyebabkan jumlah oksigen yang mencapai alveoli berkurang, akibatnya jumlah oksigen dalam darah berkurang. Latihan squat misalnya, akan membuat frustasi binaragawan yang memilih menjadi perokok. Cepat atau lambat, mereka akan dipaksa mengambil keputusan, terus atau stop merokok. Nikotin menyebabkan turunnya aliran darah ke sekujur tubuh. Bagi atlit yang sangat mengandalkan kecepatan dan manuver gerakan fisik yang mendadak, nikotin menimbulkan masalah syaraf pada atlit. Walau nikotin bisa membantu atlit berkonsentrasi, tapi ruginya lebih banyak lagi, karena karbonmonoksida mengurangi kemampuan anda dalam hal seberapa cepat anda bisa lakukan kontraksi pada otot anda. Semakin lambat kemampuan kontraksi otot anda, maka semakin rendah respon otot untuk menggerakkan anggota tubuh anda pada saat beraksi di lapangan. Karbonmonoksida pada rokok, jika tercampur dengan hemoglobin darah, maka akan menurunkan kemampuan sel darah merah mengikat oksigen. Hasilnya adalah stamina perokok tidak sebagus non perokok, termasuk aktfiitas fisik paling sederhana sekalipun seperti naik turun tangga.
2. Susah menambah massa otot. Menghirup karbonmonoksida dari rokok, menguras cadangan oksigen dalam otot anda, akibatnya anda akan susah mendapatkan kontraksi otot yang dikehendaki selama angkat beban, akibatnya jumlah beban yang bisa anda angkat akan menurun. “Karena anda gagal memaksa otot bekerja mencapai kemampuan genetik maksimalnya, alias mencapai batas kemampuan anaerobic-nya, maka rokok otomatis akan memaksa anda memakai beban ringan, padahal seharusnya otot anda bisa mengangkat beban lebih berat dari seharusnya jika anda bukan perokok, “ kata Swartzwelder. Jika anda berada di kondisi palsu seperti itu (angkat beban dengan berat yang lebih ringan dari seharusnya), maka anda akan kesulitan memberi stimulus yang diperlukan untuk pertumbuhan otot ke fase berikutnya yang lebih tinggi.
3. Butuh waktu lebih lama untuk menambah massa otot. Merokok itu sama saja menunda proses penyembuhan luka, karenanya berdampak langsung pada sistim mekanik fundamental resistance training. “Saat anda angkat beban / fitness guna membentuk otot, anda sama saja menciptakan luka skala mikro dalam jaringan otot yang anda latih, dan itu butuh penyembuhan,” kata Ed Morand, trainer terkemuka di pusat kebugaran di New York / Town Sports International. “Butuh 48 sampai 72 jam agar otot bisa pulih seperti semula.” Setelah sembuh (berkat istirahat), maka otot anda telah beradaptasi sedemikian sehingga otot menjadi lebih kuat untuk menghadapi latihan fitness berikutnya. Jika dibarengi nutrisi tepat, maka selain kuat, otot juga menjadi lebih besar ukurannya dibanding sebelumnya. TAPI merokok memperlambat semua proses tersebut, akibatnya otot butuh waktu lebih lama dari seharusnya untuk memperbaiki dirinya sendiri.
4. Kekuatan otot menurun. Otot anda hanya bisa menjadi sekuat tulang yang berada dibalik otot itu sendiri. Bagi kawula muda dan mereka yang berjiwa muda, mungkin paling tidak ada rasa takut sama sekali mendengar kata osteoporosis. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, semua perokok menderita penurunan mineral tulang, dan mereka semua tidak menyadarinya karena efeknya terjadi pelan tapi pasti. Tapi jika anda adalah fitnessmania yang serius (saya ragu anda berhak menyebut diri anda penggemar fitness jika anda seorang perokok), turunnya kekuatan tulang itu sama saja menurunnya kemampuan mengatasi semua stress yang terjadi selama angkat beban. “Resiko mengalami patah tulang meningkat karena rokok,” kata Swartzwelder.
5. Nutrisi anda menjadi kacau balau. Tak peduli sebaik apapun anda merancang gizi makanan, anda tidak bakalan bisa menjadi Marlboro Man. “Tembakau meningkatkan jumlah radikal bebas yang masuk ke darah,” kata Keith Ayoob, R.D., direktur nutrisi di Rose F Kennedy Center di Albert Einstein College of Medicine di New York City. Radikal bebas adalah molekul yang elektronnya tidak lengkap. Saat memasuki tubuh anda, radikal bebas akan mencuri elektron dari molekul lain (nutrisi anda) agar susunan molekulnya lengkap. Yang menjadi sasaran radikal bebas adalah protein, asam amino, dan karbohidrat – semuanya adalah unsur yang anda makan selama ini. Semua nutrisi dan supplement yang anda makan dengan harapan mendapat otot dan fisik idaman, menjadi sia sia saja karena radikal bebas. Tembakau juga membuat darah menjadi pekat dan kental dari yang seharusnya. “Karbonmonoksida dari asap rokok meningkatkan kolesterol darah, bisa menyebabkan penyempitan dan kerusakan dinding arteri,” kata Ayoob.
6. Keperkasaan pria menurun. Mentang mentang anda para pria punya bahu/pundak lebar dan pantat yang seksi nan kencang, anda menggangap enteng bau nafas tak sedap dari mulut anda dan kuningnya jari jemari anda, karena merasa bisa menyenangkan pacar anda dengan pergi ke Burger King, dan merasa kaya karena mampu membelanjakan Rp 10 juta per tahun untuk beli rokok. Tapi kelebihan anda itu tidak akan berkesan bagi wanita jika penis anda tidak bisa berfungsi sebaik ego anda. “Penelitian menunjukkan, hanya dengan menghisap sedikit rokok saja, bisa berdampak langsung pada seberapa banyak aliran darah yang mengalir ke arteri penis,” kata Swartzwelder. Perokok pria beresiko 2 kali lebih besar ketimbang non perokok untuk mengalami impotensi. Jika anda menganggap penis anda sebagai aset utama kejantanan anda, tembakau juga bisa menurunkan kemampuan sperma mencapai sel telur secara sukses.
7. Menurunkan pembakaran kalori tubuh. Nikotin memang bisa membantu membakar lemak (metabolisme menaik), disinilah timbul ide daripara atlit untuk curi-curi kesempatan untuk merokok guna membuang kelebihan kalori tubuh. Tapi jangan lupa, merokok juga menurunkan kapasitas daya tampung oksigen paru paru anda, karena kemampuan paru-paru mengembang saat anda tarik nafas dalam dalam, menjadi terbatas. “Itu artinya jumlah oksigen yang bisa disalurkan kedarah, menjadi sedikit. Padahal tubuh anda sangat mengandalkan hal tersebut untuk keperluan aerobik,” kata Morand. Tanpa oksigen, fitness dan aerobik anda tidak bakal berlangsung lama, dan ujung-ujungnya, anda hanya mampu membakar sedikit kalori, walau sudah menghabiskan waktu olahraga lebih lama dari biasanya sekalipun. Tembakau menurunkan kemampuan bakar lemak anda sendiri. “Jika anda punya kadar nikotin tinggi dalam tubuh anda, maka sistim alami cardiac anda menganggur, karena selama aerobik, tekanan darah dan detak jantung naik oleh bantuan nikotin, bukan oleh sistim cardiac anda. Dan itu tidak natural. Dalam hal ini, merokok tidak ada bedanya dengan memakai drug,” jelas Swartzwelder. ”Anda akan kehilangan 10-20% dari benefit olahraga aerobik yang seharusnya anda terima dan nikmati, dan itu semuanya gara-gara merokok.”
Bagaimana cara berhenti merokok 4 kali lebih cepat ketimbang cara normal ? Ada beberapa metode, yaitu memakai alternatif lain merokok (lihat RAGAM CARA KONSUMSI NIKOTIN pada artikel NIKOTIN: DRUG TERPOPULER SEDUNIA); ikut fitness; terapi hipnotis; akupuntur; pakai Zyban; konsultasi; pakai supplement. Cara yang paling efektif adalah yang paling cocok bagi anda, jadi anda musti cari tahu sendiri. Penelitian terbaru menunjukkan, semakin banyak kombinasi metode yang anda pakai, semakin besar proses kesembuhan anda terhadap nikotin.
Zyban adalah obat anti depresi untuk membantu anda membebaskan diri dari cengkeraman nikotin, adalah obat resep dokter yang juga dikenal dengan nama Wellbutrin (nama generiknya bupropion), terbukti mampu menurunkan efek negatif yang ditimbulkan saat seseorang berhenti memakai narkotika. Anda boleh memakainya selama 2-3 bulan, mulai dari seminggu sebelum anda buang rokok anda. “Jika anda menghisap nikotin (bukan dalam bentuk rokok) dan memakai bupropion secara bersamaan, kemungkinan lebih efektif ketimbang memakai bupropion saja,” kata Geiger. Jika paka kedua metode itu, maka 58% perokok berhasil tidak menyentuh rokok selama sebulan lebih.
Cari organisasi yang menyediakan layanan konsultasi berkaitan dengan perilaku seseorang saat mencoba stop merokok. Bisa berupa terapi individu, kelompok, telepon hotline, seminar, dll. Semuanya bisa membantu anda untuk termotivasi stop merokok. “Probabilitas keberhasilan anda akan meningkat 2 kali lipat,” kata Geiger. “Ada bagusnya anda menggabungkan terapi obat dengan terapi konsultasi, karena bisa kemungkinan suksesnya 4 kali lebih besar ketimbang mencoba stop merokok tanpa bantuan siapapun.”
Pemakaian supplement selama mencoba stop merokok juga penting. Rokok menurunkan kadar vitamin dalam darah dan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh. Kadar homocysteine pada perokok juga diatas normal (jenis asam amino yang dikaitkan dengan penyakit jantung). Walau supplement tidak membuat anda stop merokok, tapi dengan mengkonsumsi supplement anti oksidan seperti vitamin C, E dan beta-carotene – bisa membantu kerusakan sel yang ditimbulkan akibat merokok. Vitamin B6, B12, dan folic acid bisa membantu anda melawan homocysteine. Minum 8-10 gelas air per hari juga membantu mengencerkan tar dan polutan lainnya dari paru paru.
Secanggih apapun fasilitas yang disediakan untuk berhenti merokok, semuanya tergantung motivasi, keteguhan hati, tekad bulat, dan sikap yang tak bisa diubah oleh siapapun, agar sukses. Dan binaraga / program fitness mengandung seluruh unsur tersebut.
Dengan ikut fitness di gym, walau kedengarannya agak absurb, mungkin saja bisa membantu perokok yang selama ini kekurangan motivasi, untuk berhenti merokok. Dengan menjalani latihan beban yang keras, akan tumbuh perasaan bangga pada penampilan fisik dan staminanya. Semakin besar kemajuan fisik/stamina yang didapatnya di gym, maka semakin besar keyakinan mereka bahwa merokok itu tidak bagus bagi kesehatan mereka. Sebaliknya, perokok yang tidak pernah olahraga, tidak punya tolak ukur semacam itu (sesuatu yang bisa dijadikan patokan ukuran, efek sebelum dan sesudah merokok).
Dengan ikut kelas fitness, maka cepat atau lambat, seseorang akan menjadi lebih berpengetahuan soal fisiologi dan kesehatan manusia – sesuatu yang selama ini tidak disadarinya sebagaimana kita semua tahu, para perokok tidak sepenuhnya sadar akan efek negatif merokok terhadap dirinya. Mungkin mereka tahu, tapi tidak terlalu merasakannya pada fisik mereka. Ikut fitness akan memaksa perokok merasakan anjloknya stamina fisik yang selama ini tidak pernah dirasakannya sebagai akibat merokok.
Seharusnya bahaya merokok dan zat aditif lainnya seperti narkoba, diajarkan di sekolahan dari dini. Para siswa harus diajarkan, dilibatkan, dan diberikan kuis soal rokok dalam kelompok diskusi yang ada. Kelak pelajaran tersebut akan mereka bawa selepas sekolah dan dewasa kelak, dan benefitnya sangat besar, bisa menyelamatkan ribuan jiwa dari cengkeraman nikotin.
References :
1. Smoking and the Athlete – Paul M Meadows, MD
2. Smoking: How it will limit your Bodybuilding Success – David Robson
3. 400,000 Reasons to Stop Smoking - 2004, The Health & Fitness Information Network
4. American Heart. (2004). The Effects of Smoking.
5. American Cancer Society. (2004). Scientists Confirm Cancer risk from Second Hand Smoke.
6. Arizona Smokers Quit-line.(2004). What's in cigarette smoke?
7. BBC Health. (2003). Smoking.
8. National Center For Chronic Disease Prevention and Health Promotion. (1996).
9. Smoking and Musculoskeletal Pain – Mauro Di Pasquale 2003
10. Kicking butts: forget for a moment all that stuff about cancer—that's tomorrow. Smoking can screw up your workout today! - Men's Fitness, Nov, 2002 by Myatt Murphy
11. CDC. Annual smoking-attributable mortality, years of potential life lost, and economic costs—United States, 1995–1999. ( PDF - 225k) Morbidity and Mortality Weekly Report 2002;51(14):300–303. Accessed: February 2004.
12. CDC. Health United States, 2003, With Chartbook on Trends in the Health of Americans. (PDF - 119k) Hyattsville, MD: CDC, National Center for Health Statistics; 2003. Accessed: February 2004.
13. McGinnis J, Foege WH. Actual causes of death in the United States. Journal of the American Medical Association 1993;270:2207–2212.
14. Novotny TE, Giovino GA. Tobacco use. In: Brownson RC, Remington PL, Davis JR (eds). Chronic Disease Epidemiology and Control. Washington, DC: American Public Health Association; 1998. p.117–148.
15. U.S. Department of Health and Human Services. Reducing the Health Consequences of Smoking — 25 Years of Progress: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1989. DHHS Pub. No. (CDC) 89-8411. Accessed: February 2004.
16. U.S. Department of Health and Human Services. Tobacco Use Among U.S. Racial/Ethnic Minority Groups—African Americans, American Indians and Alaska Natives, Asian Americans and Pacific Islanders, and Hispanics: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1998. Accessed: February 2004.
17. Ockene IS, Miller NH. Cigarette smoking, cardiovascular disease, and stroke: a statement for healthcare professionals from the American Heart Association. Journal of American Health Association 1997;96(9):3243–3247.
18. Fielding JE, Husten CG, Eriksen MP. Tobacco: health effects and control. In: Maxcy KF, Rosenau MJ, Last JM, Wallace RB, Doebbling BN (eds.). Public Health and Preventive Medicine. New York: McGraw-Hill;1998. p.817–845.
19. U.S. Department of Health and Human Services. Women and Smoking: A Report of the Surgeon General. Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 2001. Accessed: February 2004.
TOP TIPS STOP MEROKOK
Jika anda berencana stop merokok (dan memang sudah seharusnya), inilah caranya :
1. TENTUKAN tanggal yang pasti untuk stop total merokok selamanya. Mencoba berhenti merokok secara bertahap hanya akan membuat anda kian menderita dan semakin besar kecolongan untuk merokok lagi.
2. JANGAN bilang siapa-siapa soal niat anda itu – bahkan pada hewan piaraan anda sekalipun. Jika anda mengatakan niat anda pada orang disekitar anda, maka niat anda akan dipertanyakan dan diperdebatkan. Hindari tekanan psikologis tambahan semacam itu dengan menyimpan niatan anda itu untuk diri anda sendiri. Jika cara ini tidak berhasil, barulah anda beritahukan niat anda pada semua orang.
3. OLAHRAGA teratur. Matikan keinginan otak anda untuk meraih rokok dengan memberi beban lebih banyak pada otak anda via olahraga. Masukkan latihan cardio atau aerobic – jogging, renang, stairclimbing, dll – kedalam program fitness anda. Semuanya itu akan membuat anda relaks dan mencegah turunnya metabolisme akibat rokok.
4. UBAH olahraga anda. Jangan terus menerus melakukan jenis olahraga yang sama itu itu saja. Coba jenis olahraga, set dan reps lainnya. Jangan lewat depan toko dimana anda biasa beli rokok anda. Segeralah mandi setelah bangun tidur. Katakan pada teman sesama perokok anda untuk tidak menawarkan rokok pada anda.
5. TETAPKAN tujuan yang realistis. Pertama kali mencoba stop merokok, akan ada kecolongan dari hari ke hari (jam ke jam jika anda perokok berat). Itu wajar saja. Kemudian cobalah dari minggu ke minggu. Lalu tiap 2 minggu sekali. Dan seterusnya. Jangan langsung stop merokok secara drastis dan permanen. Jika keadaan terasa kian memberatkan anda, katakan pada diri sendiri jika anda tunggu 10 menit lagi sebelum mulai merokok. Selama 10 menit itu, mulailah lakukan push up atau jogging, salah satu saja. Seusai push up/jogging, dijamin keinginan untuk merokok akan jauh berkurang, apalagi jika anda sudah kehabisan nafas karenanya.
6. PAKAI tangan lain saat merokok. Jika selama ini anda biasa pakai tangan kanan, kali ini gunakanlah tangan kiri anda. Jangan nyambi melakukan hal lain saat merokok. Resapi bagaimana rasanya merokok dengan cara itu.
7. PERSEMPIT lokasi merokok anda. Jika selama ini anda sudah biasa merokok di lokasi A, B, C, dll, kali ini lakukan hanya di lokasi A saja, dan jangan di lokasi lainnya.
8. GANTI merk rokok anda dengan merk yang tidak anda sukai.
9. MENYIBUKKAN diri sendiri. Saat tidak ada kerjaan, orang cenderung menyalakan batang rokoknya. Pastikan anda punya sesuatu untuk dikerjakan, apa saja, minimal selama 2 minggu pertama.
10. HINDARI stress. Sama saja ngajak ribut jika anda mencoba stop merokok kala lagi pindahan rumah, hendak menikah, mengikuti ujian, dll.
11. PIKIRKAN soal kesehatan, jangan rasa sakitnya. Jika anda merasa menderita saat mencoba stop merokok, itu pertanda bagus, indikasi jika tubuh mencoba terbebas dari rasa kecanduan yang mengekang anda selama ini. Terimalah semua perasaan menderita itu dengan lapang dada. Itu berarti anda menjadi lebih sehat dari sebelumnya.
12. BELANJAKAN uang anda. Belilah CD seminggu sekali, berlibur tiap 6 bulan sekali, mobil baru setahun sekali. Pikirkan seberapa banyak kesenangan yang bisa anda dapatkan dengan membelanjakan uang yang tadinya habis dipakai untuk beli rokok.
13. KANTUK DAN MUDAH MARAH adalah biasa saat mencoba stop merokok. Semua itu akan hilang seiring berjalannya waktu.
14. JANGAN KELAPARAN. Kadang rasa lapar suka disalahartikan sebagai keinginan merokok. Makanlah teratur agar tidak lapar.
15. HNDARI begadang malam hari. Kebutuhan terbesar akan nikotin adalah di malam hari.
• Bisa merasakan dan mencium makanan secara lebih baik. Tidak lagi mengeluarkan bau nafas tak sedap. Tidak batuk-batuk lagi.
• Mengurangi resiko terkena kanker paru-paru, kanker lainnya, sakit jantung, stroke, penyakit paru-paru lainnya, dan penyakit lain yang berkaitan dengan nafas.
• Mantan perokok punya level kesehatan lebih baik ketimbang perokok aktif yang belum tobat. Mereka lebih jarang sakit, jarang mengeluh, jarang kena bronchitis dan pneumonia dibandingkan perokok aktif.
• Hemat uang. Di Amerika penghematannya bisa sampai US$ 700.00 per tahun. Apalagi kecenderungannya saat ini harga rokok akan terus naik.
Apa yang terjadi saat kita mencoba stop merokok ? Status candu nikotin setara dengan kokain dan heroin. Malah melebihi alkohol. Efeknya terasa langsung secara psikologis seperti pusing, gelisah, uring-uringan, depresi, frustasi, marah, capai, susah tidur, nafsu makan meningkat (nikotin mencegah rasa lapar). Semua itu terjadi karena proses pembuangan racun (detoksifikasi) dari tubuh tengah berlangsung. Nikotin mempengaruhi otak dan syarat secara kimiawi. Nikotin merangsang otak memproduksi dopamine (neurotransmitter yang membuat otak merasa nyaman dan percaya diri). “Efek yang sama bisa anda rasakan dengan rajin latihan di gym,” kata Morand. Selain dopamine, fitness juga memicu produksi neurotransmitter lain, yaitu serotonin (meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan keinginan mengkonsumsi makanan berlemak). Minimal ikut fitness 30 menit per sesi, 3-4 kali seminggu, akan membantu anda berhenti merokok, membuat anda jadi relaks, dan mudah tidur di malam harinya.
Tanpa nikotin, anda akan makan secara membabi buta karena sistim metabolisme anda bagaikan di booting ulang (reset). Makan 6 kali sehari ala binaraga serasa tidak ada artinya, tapi harus tetap dicoba. Makan sesering mungkin menstabilkan level insulin anda selama seharian, dengan begitu resiko penimbunan lemak pada tubuh bisa dikurangi. Jadi bersiaplah merencanakan semua makanan anda (low kalori dan low fat) jika anda berada di tahap itu. Diet harus jadi perhatian utama anda melebihi hari hari lainnya. Saran saya adalah, jangan mencoba diet jika tengah berusaha berhenti merokok. Anda bisa diet kapan saja jika kebiasaan merokok sudah hilang kelak. Mencoba melakukan diet dan stop merokok bersamaan, kemungkinan besar akan gagal.
Diet ala fitness dan berhenti merokok, keduanya mirip – sama sama susah luar biasa menerapkannya. Keduanya adalah mental game, karena dengan kekuatan mental sajalah anda bisa mengendalikan alam bawah sadar anda. Alam bawah sadar akan selalu berusaha mengarahkan anda mendapatkan apa yang paling anda inginkan, yaitu rokok.
Susah konsentrasi selama proses menjauhi rokok juga kerap terjadi. Sarapan pagi adalah solusi terbaik untuk membuat anda lebih segar bugar di pagi hari. Perokok cenderung mengandalkan rokok sebagai sarapan pagi sekaligus membangunkan dirinya. Sekali mereka stop merokok, beberapa kali mereka kadang melewatkan sarapan pagi, membuat kualitas aktifitas kesehariannya menurun. “Melewatkan sarapan pagi berarti kadar gula tubuh anjlok dan membuat anda merasa lemas seharian. Sarapan pagi ideal adalah campuran antara karbohidrat kompleks dan protein. Daya serap karbohidrat ke tubuh lebih cepat ketimbang protein. Mengkonsumsi keduanya bersamaan, akan menjamin ketersediaan energi selama seharian.
Walau kemahiran merokok anda sudah melebihi asap cerobong pabrik yang tengah terbakar sekalipun (hehehe), tidak ada kata terlambat bagi anda untuk berhenti merokok. Sekali anda berketetapan hati berhenti merokok, maka efek negatif merokok akan mulai menghilang saat itu juga, tak peduli sudah berapa lama anda kecanduan merokok.
1. Setelah 20 menit : Tekanan darah turun ke level yang mendekati kala sebelum anda menyalakan rokok terakhir anda.
2. Setelah 8 jam : kadar karbonmonoksida dalam darah menjadi normal.
3. Setelah 24 jam : Resiko anda terkena serangan jantung dadakan sedikit menurun.
4. Setelah 2 minggu s/d 3 bulan : Perfomance paru-paru anda meningkat 30%
5. Setelah 1 s/d 9 bulan : Penyakit seperti batuk-batuk, sinus, pegal pegal, nafas pendek – menurun; cilia (filamen kecil yang bertugas membersihkan paru-paru) mulai berfungsi normal (mengurangi infeksi paru paru).
6. Setelah 1 tahun : Resiko penyakit jantung koroner menjadi 50% lebih kecil dibandingkan perokok aktif lain yang masih belum bertobat
7. Setelah 5 tahun : Resiko terkena stroke menurun drastis
8. Setelah 10 tahun : Resiko kematian akibat kanker paru paru menurun 50% dibandingkan perokok aktif yang belum tobat
9. Setelah 15 tahun : Resiko penyakit jantung koroner kini setara dengan mereka yang tidak pernah merokok seumur hidupnya
“Tembakau juga menghalangi anda mendapatkan fisik berotot ala fitness idaman anda selama ini,” kata Scott Swartzwelder, Ph.D., profesor klinis masalah fisiologi medis di Duke University dan penulis buku “Pumped: Straight Facts for Athletes About Drugs, Supplements and Training”.
Hal-hal negatif yang bisa dialami perokok yang ikut fitness adalah sebagai berikut :
1. Stamina menurun. Saat kebutuhan oksigen meningkat (selama olahraga), maka beban yang diangkat akan kian terasa beratnya. Berkurangnya kapasitas serap oksigen pada paru-paru perokok (akibat permukaan paru paru tertutup tar nikotin), menyebabkan jumlah oksigen yang mencapai alveoli berkurang, akibatnya jumlah oksigen dalam darah berkurang. Latihan squat misalnya, akan membuat frustasi binaragawan yang memilih menjadi perokok. Cepat atau lambat, mereka akan dipaksa mengambil keputusan, terus atau stop merokok. Nikotin menyebabkan turunnya aliran darah ke sekujur tubuh. Bagi atlit yang sangat mengandalkan kecepatan dan manuver gerakan fisik yang mendadak, nikotin menimbulkan masalah syaraf pada atlit. Walau nikotin bisa membantu atlit berkonsentrasi, tapi ruginya lebih banyak lagi, karena karbonmonoksida mengurangi kemampuan anda dalam hal seberapa cepat anda bisa lakukan kontraksi pada otot anda. Semakin lambat kemampuan kontraksi otot anda, maka semakin rendah respon otot untuk menggerakkan anggota tubuh anda pada saat beraksi di lapangan. Karbonmonoksida pada rokok, jika tercampur dengan hemoglobin darah, maka akan menurunkan kemampuan sel darah merah mengikat oksigen. Hasilnya adalah stamina perokok tidak sebagus non perokok, termasuk aktfiitas fisik paling sederhana sekalipun seperti naik turun tangga.
2. Susah menambah massa otot. Menghirup karbonmonoksida dari rokok, menguras cadangan oksigen dalam otot anda, akibatnya anda akan susah mendapatkan kontraksi otot yang dikehendaki selama angkat beban, akibatnya jumlah beban yang bisa anda angkat akan menurun. “Karena anda gagal memaksa otot bekerja mencapai kemampuan genetik maksimalnya, alias mencapai batas kemampuan anaerobic-nya, maka rokok otomatis akan memaksa anda memakai beban ringan, padahal seharusnya otot anda bisa mengangkat beban lebih berat dari seharusnya jika anda bukan perokok, “ kata Swartzwelder. Jika anda berada di kondisi palsu seperti itu (angkat beban dengan berat yang lebih ringan dari seharusnya), maka anda akan kesulitan memberi stimulus yang diperlukan untuk pertumbuhan otot ke fase berikutnya yang lebih tinggi.
3. Butuh waktu lebih lama untuk menambah massa otot. Merokok itu sama saja menunda proses penyembuhan luka, karenanya berdampak langsung pada sistim mekanik fundamental resistance training. “Saat anda angkat beban / fitness guna membentuk otot, anda sama saja menciptakan luka skala mikro dalam jaringan otot yang anda latih, dan itu butuh penyembuhan,” kata Ed Morand, trainer terkemuka di pusat kebugaran di New York / Town Sports International. “Butuh 48 sampai 72 jam agar otot bisa pulih seperti semula.” Setelah sembuh (berkat istirahat), maka otot anda telah beradaptasi sedemikian sehingga otot menjadi lebih kuat untuk menghadapi latihan fitness berikutnya. Jika dibarengi nutrisi tepat, maka selain kuat, otot juga menjadi lebih besar ukurannya dibanding sebelumnya. TAPI merokok memperlambat semua proses tersebut, akibatnya otot butuh waktu lebih lama dari seharusnya untuk memperbaiki dirinya sendiri.
4. Kekuatan otot menurun. Otot anda hanya bisa menjadi sekuat tulang yang berada dibalik otot itu sendiri. Bagi kawula muda dan mereka yang berjiwa muda, mungkin paling tidak ada rasa takut sama sekali mendengar kata osteoporosis. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, semua perokok menderita penurunan mineral tulang, dan mereka semua tidak menyadarinya karena efeknya terjadi pelan tapi pasti. Tapi jika anda adalah fitnessmania yang serius (saya ragu anda berhak menyebut diri anda penggemar fitness jika anda seorang perokok), turunnya kekuatan tulang itu sama saja menurunnya kemampuan mengatasi semua stress yang terjadi selama angkat beban. “Resiko mengalami patah tulang meningkat karena rokok,” kata Swartzwelder.
5. Nutrisi anda menjadi kacau balau. Tak peduli sebaik apapun anda merancang gizi makanan, anda tidak bakalan bisa menjadi Marlboro Man. “Tembakau meningkatkan jumlah radikal bebas yang masuk ke darah,” kata Keith Ayoob, R.D., direktur nutrisi di Rose F Kennedy Center di Albert Einstein College of Medicine di New York City. Radikal bebas adalah molekul yang elektronnya tidak lengkap. Saat memasuki tubuh anda, radikal bebas akan mencuri elektron dari molekul lain (nutrisi anda) agar susunan molekulnya lengkap. Yang menjadi sasaran radikal bebas adalah protein, asam amino, dan karbohidrat – semuanya adalah unsur yang anda makan selama ini. Semua nutrisi dan supplement yang anda makan dengan harapan mendapat otot dan fisik idaman, menjadi sia sia saja karena radikal bebas. Tembakau juga membuat darah menjadi pekat dan kental dari yang seharusnya. “Karbonmonoksida dari asap rokok meningkatkan kolesterol darah, bisa menyebabkan penyempitan dan kerusakan dinding arteri,” kata Ayoob.
6. Keperkasaan pria menurun. Mentang mentang anda para pria punya bahu/pundak lebar dan pantat yang seksi nan kencang, anda menggangap enteng bau nafas tak sedap dari mulut anda dan kuningnya jari jemari anda, karena merasa bisa menyenangkan pacar anda dengan pergi ke Burger King, dan merasa kaya karena mampu membelanjakan Rp 10 juta per tahun untuk beli rokok. Tapi kelebihan anda itu tidak akan berkesan bagi wanita jika penis anda tidak bisa berfungsi sebaik ego anda. “Penelitian menunjukkan, hanya dengan menghisap sedikit rokok saja, bisa berdampak langsung pada seberapa banyak aliran darah yang mengalir ke arteri penis,” kata Swartzwelder. Perokok pria beresiko 2 kali lebih besar ketimbang non perokok untuk mengalami impotensi. Jika anda menganggap penis anda sebagai aset utama kejantanan anda, tembakau juga bisa menurunkan kemampuan sperma mencapai sel telur secara sukses.
7. Menurunkan pembakaran kalori tubuh. Nikotin memang bisa membantu membakar lemak (metabolisme menaik), disinilah timbul ide daripara atlit untuk curi-curi kesempatan untuk merokok guna membuang kelebihan kalori tubuh. Tapi jangan lupa, merokok juga menurunkan kapasitas daya tampung oksigen paru paru anda, karena kemampuan paru-paru mengembang saat anda tarik nafas dalam dalam, menjadi terbatas. “Itu artinya jumlah oksigen yang bisa disalurkan kedarah, menjadi sedikit. Padahal tubuh anda sangat mengandalkan hal tersebut untuk keperluan aerobik,” kata Morand. Tanpa oksigen, fitness dan aerobik anda tidak bakal berlangsung lama, dan ujung-ujungnya, anda hanya mampu membakar sedikit kalori, walau sudah menghabiskan waktu olahraga lebih lama dari biasanya sekalipun. Tembakau menurunkan kemampuan bakar lemak anda sendiri. “Jika anda punya kadar nikotin tinggi dalam tubuh anda, maka sistim alami cardiac anda menganggur, karena selama aerobik, tekanan darah dan detak jantung naik oleh bantuan nikotin, bukan oleh sistim cardiac anda. Dan itu tidak natural. Dalam hal ini, merokok tidak ada bedanya dengan memakai drug,” jelas Swartzwelder. ”Anda akan kehilangan 10-20% dari benefit olahraga aerobik yang seharusnya anda terima dan nikmati, dan itu semuanya gara-gara merokok.”
Bagaimana cara berhenti merokok 4 kali lebih cepat ketimbang cara normal ? Ada beberapa metode, yaitu memakai alternatif lain merokok (lihat RAGAM CARA KONSUMSI NIKOTIN pada artikel NIKOTIN: DRUG TERPOPULER SEDUNIA); ikut fitness; terapi hipnotis; akupuntur; pakai Zyban; konsultasi; pakai supplement. Cara yang paling efektif adalah yang paling cocok bagi anda, jadi anda musti cari tahu sendiri. Penelitian terbaru menunjukkan, semakin banyak kombinasi metode yang anda pakai, semakin besar proses kesembuhan anda terhadap nikotin.
Zyban adalah obat anti depresi untuk membantu anda membebaskan diri dari cengkeraman nikotin, adalah obat resep dokter yang juga dikenal dengan nama Wellbutrin (nama generiknya bupropion), terbukti mampu menurunkan efek negatif yang ditimbulkan saat seseorang berhenti memakai narkotika. Anda boleh memakainya selama 2-3 bulan, mulai dari seminggu sebelum anda buang rokok anda. “Jika anda menghisap nikotin (bukan dalam bentuk rokok) dan memakai bupropion secara bersamaan, kemungkinan lebih efektif ketimbang memakai bupropion saja,” kata Geiger. Jika paka kedua metode itu, maka 58% perokok berhasil tidak menyentuh rokok selama sebulan lebih.
Cari organisasi yang menyediakan layanan konsultasi berkaitan dengan perilaku seseorang saat mencoba stop merokok. Bisa berupa terapi individu, kelompok, telepon hotline, seminar, dll. Semuanya bisa membantu anda untuk termotivasi stop merokok. “Probabilitas keberhasilan anda akan meningkat 2 kali lipat,” kata Geiger. “Ada bagusnya anda menggabungkan terapi obat dengan terapi konsultasi, karena bisa kemungkinan suksesnya 4 kali lebih besar ketimbang mencoba stop merokok tanpa bantuan siapapun.”
Pemakaian supplement selama mencoba stop merokok juga penting. Rokok menurunkan kadar vitamin dalam darah dan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh. Kadar homocysteine pada perokok juga diatas normal (jenis asam amino yang dikaitkan dengan penyakit jantung). Walau supplement tidak membuat anda stop merokok, tapi dengan mengkonsumsi supplement anti oksidan seperti vitamin C, E dan beta-carotene – bisa membantu kerusakan sel yang ditimbulkan akibat merokok. Vitamin B6, B12, dan folic acid bisa membantu anda melawan homocysteine. Minum 8-10 gelas air per hari juga membantu mengencerkan tar dan polutan lainnya dari paru paru.
Secanggih apapun fasilitas yang disediakan untuk berhenti merokok, semuanya tergantung motivasi, keteguhan hati, tekad bulat, dan sikap yang tak bisa diubah oleh siapapun, agar sukses. Dan binaraga / program fitness mengandung seluruh unsur tersebut.
Dengan ikut fitness di gym, walau kedengarannya agak absurb, mungkin saja bisa membantu perokok yang selama ini kekurangan motivasi, untuk berhenti merokok. Dengan menjalani latihan beban yang keras, akan tumbuh perasaan bangga pada penampilan fisik dan staminanya. Semakin besar kemajuan fisik/stamina yang didapatnya di gym, maka semakin besar keyakinan mereka bahwa merokok itu tidak bagus bagi kesehatan mereka. Sebaliknya, perokok yang tidak pernah olahraga, tidak punya tolak ukur semacam itu (sesuatu yang bisa dijadikan patokan ukuran, efek sebelum dan sesudah merokok).
Dengan ikut kelas fitness, maka cepat atau lambat, seseorang akan menjadi lebih berpengetahuan soal fisiologi dan kesehatan manusia – sesuatu yang selama ini tidak disadarinya sebagaimana kita semua tahu, para perokok tidak sepenuhnya sadar akan efek negatif merokok terhadap dirinya. Mungkin mereka tahu, tapi tidak terlalu merasakannya pada fisik mereka. Ikut fitness akan memaksa perokok merasakan anjloknya stamina fisik yang selama ini tidak pernah dirasakannya sebagai akibat merokok.
Seharusnya bahaya merokok dan zat aditif lainnya seperti narkoba, diajarkan di sekolahan dari dini. Para siswa harus diajarkan, dilibatkan, dan diberikan kuis soal rokok dalam kelompok diskusi yang ada. Kelak pelajaran tersebut akan mereka bawa selepas sekolah dan dewasa kelak, dan benefitnya sangat besar, bisa menyelamatkan ribuan jiwa dari cengkeraman nikotin.
References :
1. Smoking and the Athlete – Paul M Meadows, MD
2. Smoking: How it will limit your Bodybuilding Success – David Robson
3. 400,000 Reasons to Stop Smoking - 2004, The Health & Fitness Information Network
4. American Heart. (2004). The Effects of Smoking.
5. American Cancer Society. (2004). Scientists Confirm Cancer risk from Second Hand Smoke.
6. Arizona Smokers Quit-line.(2004). What's in cigarette smoke?
7. BBC Health. (2003). Smoking.
8. National Center For Chronic Disease Prevention and Health Promotion. (1996).
9. Smoking and Musculoskeletal Pain – Mauro Di Pasquale 2003
10. Kicking butts: forget for a moment all that stuff about cancer—that's tomorrow. Smoking can screw up your workout today! - Men's Fitness, Nov, 2002 by Myatt Murphy
11. CDC. Annual smoking-attributable mortality, years of potential life lost, and economic costs—United States, 1995–1999. ( PDF - 225k) Morbidity and Mortality Weekly Report 2002;51(14):300–303. Accessed: February 2004.
12. CDC. Health United States, 2003, With Chartbook on Trends in the Health of Americans. (PDF - 119k) Hyattsville, MD: CDC, National Center for Health Statistics; 2003. Accessed: February 2004.
13. McGinnis J, Foege WH. Actual causes of death in the United States. Journal of the American Medical Association 1993;270:2207–2212.
14. Novotny TE, Giovino GA. Tobacco use. In: Brownson RC, Remington PL, Davis JR (eds). Chronic Disease Epidemiology and Control. Washington, DC: American Public Health Association; 1998. p.117–148.
15. U.S. Department of Health and Human Services. Reducing the Health Consequences of Smoking — 25 Years of Progress: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1989. DHHS Pub. No. (CDC) 89-8411. Accessed: February 2004.
16. U.S. Department of Health and Human Services. Tobacco Use Among U.S. Racial/Ethnic Minority Groups—African Americans, American Indians and Alaska Natives, Asian Americans and Pacific Islanders, and Hispanics: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 1998. Accessed: February 2004.
17. Ockene IS, Miller NH. Cigarette smoking, cardiovascular disease, and stroke: a statement for healthcare professionals from the American Heart Association. Journal of American Health Association 1997;96(9):3243–3247.
18. Fielding JE, Husten CG, Eriksen MP. Tobacco: health effects and control. In: Maxcy KF, Rosenau MJ, Last JM, Wallace RB, Doebbling BN (eds.). Public Health and Preventive Medicine. New York: McGraw-Hill;1998. p.817–845.
19. U.S. Department of Health and Human Services. Women and Smoking: A Report of the Surgeon General. Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, CDC; 2001. Accessed: February 2004.
TOP TIPS STOP MEROKOK
Jika anda berencana stop merokok (dan memang sudah seharusnya), inilah caranya :
1. TENTUKAN tanggal yang pasti untuk stop total merokok selamanya. Mencoba berhenti merokok secara bertahap hanya akan membuat anda kian menderita dan semakin besar kecolongan untuk merokok lagi.
2. JANGAN bilang siapa-siapa soal niat anda itu – bahkan pada hewan piaraan anda sekalipun. Jika anda mengatakan niat anda pada orang disekitar anda, maka niat anda akan dipertanyakan dan diperdebatkan. Hindari tekanan psikologis tambahan semacam itu dengan menyimpan niatan anda itu untuk diri anda sendiri. Jika cara ini tidak berhasil, barulah anda beritahukan niat anda pada semua orang.
3. OLAHRAGA teratur. Matikan keinginan otak anda untuk meraih rokok dengan memberi beban lebih banyak pada otak anda via olahraga. Masukkan latihan cardio atau aerobic – jogging, renang, stairclimbing, dll – kedalam program fitness anda. Semuanya itu akan membuat anda relaks dan mencegah turunnya metabolisme akibat rokok.
4. UBAH olahraga anda. Jangan terus menerus melakukan jenis olahraga yang sama itu itu saja. Coba jenis olahraga, set dan reps lainnya. Jangan lewat depan toko dimana anda biasa beli rokok anda. Segeralah mandi setelah bangun tidur. Katakan pada teman sesama perokok anda untuk tidak menawarkan rokok pada anda.
5. TETAPKAN tujuan yang realistis. Pertama kali mencoba stop merokok, akan ada kecolongan dari hari ke hari (jam ke jam jika anda perokok berat). Itu wajar saja. Kemudian cobalah dari minggu ke minggu. Lalu tiap 2 minggu sekali. Dan seterusnya. Jangan langsung stop merokok secara drastis dan permanen. Jika keadaan terasa kian memberatkan anda, katakan pada diri sendiri jika anda tunggu 10 menit lagi sebelum mulai merokok. Selama 10 menit itu, mulailah lakukan push up atau jogging, salah satu saja. Seusai push up/jogging, dijamin keinginan untuk merokok akan jauh berkurang, apalagi jika anda sudah kehabisan nafas karenanya.
6. PAKAI tangan lain saat merokok. Jika selama ini anda biasa pakai tangan kanan, kali ini gunakanlah tangan kiri anda. Jangan nyambi melakukan hal lain saat merokok. Resapi bagaimana rasanya merokok dengan cara itu.
7. PERSEMPIT lokasi merokok anda. Jika selama ini anda sudah biasa merokok di lokasi A, B, C, dll, kali ini lakukan hanya di lokasi A saja, dan jangan di lokasi lainnya.
8. GANTI merk rokok anda dengan merk yang tidak anda sukai.
9. MENYIBUKKAN diri sendiri. Saat tidak ada kerjaan, orang cenderung menyalakan batang rokoknya. Pastikan anda punya sesuatu untuk dikerjakan, apa saja, minimal selama 2 minggu pertama.
10. HINDARI stress. Sama saja ngajak ribut jika anda mencoba stop merokok kala lagi pindahan rumah, hendak menikah, mengikuti ujian, dll.
11. PIKIRKAN soal kesehatan, jangan rasa sakitnya. Jika anda merasa menderita saat mencoba stop merokok, itu pertanda bagus, indikasi jika tubuh mencoba terbebas dari rasa kecanduan yang mengekang anda selama ini. Terimalah semua perasaan menderita itu dengan lapang dada. Itu berarti anda menjadi lebih sehat dari sebelumnya.
12. BELANJAKAN uang anda. Belilah CD seminggu sekali, berlibur tiap 6 bulan sekali, mobil baru setahun sekali. Pikirkan seberapa banyak kesenangan yang bisa anda dapatkan dengan membelanjakan uang yang tadinya habis dipakai untuk beli rokok.
13. KANTUK DAN MUDAH MARAH adalah biasa saat mencoba stop merokok. Semua itu akan hilang seiring berjalannya waktu.
14. JANGAN KELAPARAN. Kadang rasa lapar suka disalahartikan sebagai keinginan merokok. Makanlah teratur agar tidak lapar.
15. HNDARI begadang malam hari. Kebutuhan terbesar akan nikotin adalah di malam hari.
TOP TIPS STOP MEROKOK
Jika anda berencana stop merokok (dan memang sudah seharusnya), inilah caranya :
1. TENTUKAN tanggal yang pasti untuk stop total merokok selamanya. Mencoba berhenti merokok secara bertahap hanya akan membuat anda kian menderita dan semakin besar kecolongan untuk merokok lagi.
2. JANGAN bilang siapa-siapa soal niat anda itu – bahkan pada hewan piaraan anda sekalipun. Jika anda mengatakan niat anda pada orang disekitar anda, maka niat anda akan dipertanyakan dan diperdebatkan. Hindari tekanan psikologis tambahan semacam itu dengan menyimpan niatan anda itu untuk diri anda sendiri. Jika cara ini tidak berhasil, barulah anda beritahukan niat anda pada semua orang.
3. OLAHRAGA teratur. Matikan keinginan otak anda untuk meraih rokok dengan memberi beban lebih banyak pada otak anda via olahraga. Masukkan latihan cardio atau aerobic – jogging, renang, stairclimbing, dll – kedalam program fitness anda. Semuanya itu akan membuat anda relaks dan mencegah turunnya metabolisme akibat rokok.
4. UBAH olahraga anda. Jangan terus menerus melakukan jenis olahraga yang sama itu itu saja. Coba jenis olahraga, set dan reps lainnya. Jangan lewat depan toko dimana anda biasa beli rokok anda. Segeralah mandi setelah bangun tidur. Katakan pada teman sesama perokok anda untuk tidak menawarkan rokok pada anda.
5. TETAPKAN tujuan yang realistis. Pertama kali mencoba stop merokok, akan ada kecolongan dari hari ke hari (jam ke jam jika anda perokok berat). Itu wajar saja. Kemudian cobalah dari minggu ke minggu. Lalu tiap 2 minggu sekali. Dan seterusnya. Jangan langsung stop merokok secara drastis dan permanen. Jika keadaan terasa kian memberatkan anda, katakan pada diri sendiri jika anda tunggu 10 menit lagi sebelum mulai merokok. Selama 10 menit itu, mulailah lakukan push up atau jogging, salah satu saja. Seusai push up/jogging, dijamin keinginan untuk merokok akan jauh berkurang, apalagi jika anda sudah kehabisan nafas karenanya.
6. PAKAI tangan lain saat merokok. Jika selama ini anda biasa pakai tangan kanan, kali ini gunakanlah tangan kiri anda. Jangan nyambi melakukan hal lain saat merokok. Resapi bagaimana rasanya merokok dengan cara itu.
7. PERSEMPIT lokasi merokok anda. Jika selama ini anda sudah biasa merokok di lokasi A, B, C, dll, kali ini lakukan hanya di lokasi A saja, dan jangan di lokasi lainnya.
8. GANTI merk rokok anda dengan merk yang tidak anda sukai.
9. MENYIBUKKAN diri sendiri. Saat tidak ada kerjaan, orang cenderung menyalakan batang rokoknya. Pastikan anda punya sesuatu untuk dikerjakan, apa saja, minimal selama 2 minggu pertama.
10. HINDARI stress. Sama saja ngajak ribut jika anda mencoba stop merokok kala lagi pindahan rumah, hendak menikah, mengikuti ujian, dll.
11. PIKIRKAN soal kesehatan, jangan rasa sakitnya. Jika anda merasa menderita saat mencoba stop merokok, itu pertanda bagus, indikasi jika tubuh mencoba terbebas dari rasa kecanduan yang mengekang anda selama ini. Terimalah semua perasaan menderita itu dengan lapang dada. Itu berarti anda menjadi lebih sehat dari sebelumnya.
12. BELANJAKAN uang anda. Belilah CD seminggu sekali, berlibur tiap 6 bulan sekali, mobil baru setahun sekali. Pikirkan seberapa banyak kesenangan yang bisa anda dapatkan dengan membelanjakan uang yang tadinya habis dipakai untuk beli rokok.
13. KANTUK DAN MUDAH MARAH adalah biasa saat mencoba stop merokok. Semua itu akan hilang seiring berjalannya waktu.
14. JANGAN KELAPARAN. Kadang rasa lapar suka disalahartikan sebagai keinginan merokok. Makanlah teratur agar tidak lapar.
15. HNDARI begadang malam hari. Kebutuhan terbesar akan nikotin adalah di malam hari.
KANKER PARU AKIBAT ROKOK
YANG ANDA HISAP DARI ROKOK !
Tidak ada yang bagus dari rokok, karena nyaris semuanya berisikan racun. Tercatat ada 4000 jenis racun kimia dan 40 diantaranya adalah carcinogen (zat agen pemicu kanker). Berikut ini adalah beberapa diantaranya.
CARCINOGENS :
• 4-amino biphenyl
• Acrylonitrile
• Nitrosamines
• Crysenes
• Aluminium
• Acetaldehyde
• Arsenic (racun yang bertanggung jawab atas kematian Munir sang aktifis itu)
• Chromium
• N-nitrosocotinine
• N-nitrosoanatabine
• N-nitroso anabasine
• 1,3-butadiene
• Benzene
• Tar
• Cadmium
• Formaldehyde (cairan pengawet)
• Benzo (a) pyrene
• Polonium 210 (zat serupa dengan zat buangan limbah nuklir)
• Nickel
• Silicon
• P.A.H.s
• Diberiz Acidine
• B-Napthylamine
• Urethane
• N. Nitrosonornicotene
• Toluidine
JENIS METAL :
• Lead
• Sliver
• Gold
• Magnesium
• Aluminum
• Mercury
• Silicon
• Silver
• Copper
• Titanium
BEBERAPA DARI 4000 ZAT TERSEBUT :
• Acetaldehyde
• Acetic Acid
• Acetone
• Acetylene
• Acrolein
• Acrylonitrile
• Aluminum
• Aminobiphenyl
• Ammonia
• Anabasine
• Anatabine
• Aniline
• Anthracenes
• Argon
• Arsenic
• Benz(a)anthracene
• Benzene
• Benzo(a)pyrene
• Benzo(b)fluoranthene
• Benzo(j)fluoranthene
• Butadiene
• Butane
• Cadmium
• Campesterol
• Carbon Monoxide
• Carbon Sulfide
• Catechol
• Chromium
• Chrysene
• Crotonaldehyde
• Cyclotenes
• DDT/Dieldrin
• Dibenz(a,h)acridine
• Dibenz(a,h)anthracene
• Dibenz(a,j)acridine
• Dibenzo(a,l)pyrene
• Dibenzo(c,g)carbazole
• Dimenthylhydrazine
• Ethanol
• Ethylcarbamate
• Fluoranthenes
• Fluorenes
• Formic Acid
• Furan
• Glycerol
• Hexamine
• Hydrazine
• Hydrogen cyanide (jenis gas yang dipakai Nazi saat hukuman mati di kamar gas)
• Hydrogen sulphide
• Indeno(1,2,3-c,d)pyrene
• Indole
• Isoprene
• Limonine
• Linoleic Acid
• Linolenic Acid
• Magnesium
• Methane
• Methanol
• Methyl formate
• Methylamineethylchrysene
• Methylamine
• Methylnitrosamino
• Methylpyrrolidine
YANG ANDA HISAP DARI ROKOK !
Tidak ada yang bagus dari rokok, karena nyaris semuanya berisikan racun. Tercatat ada 4000 jenis racun kimia dan 40 diantaranya adalah carcinogen (zat agen pemicu kanker). Berikut ini adalah beberapa diantaranya.
CARCINOGENS :
• 4-amino biphenyl
• Acrylonitrile
• Nitrosamines
• Crysenes
• Aluminium
• Acetaldehyde
• Arsenic (racun yang bertanggung jawab atas kematian Munir sang aktifis itu)
• Chromium
• N-nitrosocotinine
• N-nitrosoanatabine
• N-nitroso anabasine
• 1,3-butadiene
• Benzene
• Tar
• Cadmium
• Formaldehyde (cairan pengawet)
• Benzo (a) pyrene
• Polonium 210 (zat serupa dengan zat buangan limbah nuklir)
• Nickel
• Silicon
• P.A.H.s
• Diberiz Acidine
• B-Napthylamine
• Urethane
• N. Nitrosonornicotene
• Toluidine
JENIS METAL :
• Lead
• Sliver
• Gold
• Magnesium
• Aluminum
• Mercury
• Silicon
• Silver
• Copper
• Titanium
BEBERAPA DARI 4000 ZAT TERSEBUT :
• Acetaldehyde
• Acetic Acid
• Acetone
• Acetylene
• Acrolein
• Acrylonitrile
• Aluminum
• Aminobiphenyl
• Ammonia
• Anabasine
• Anatabine
• Aniline
• Anthracenes
• Argon
• Arsenic
• Benz(a)anthracene
• Benzene
• Benzo(a)pyrene
• Benzo(b)fluoranthene
• Benzo(j)fluoranthene
• Butadiene
• Butane
• Cadmium
• Campesterol
• Carbon Monoxide
• Carbon Sulfide
• Catechol
• Chromium
• Chrysene
• Crotonaldehyde
• Cyclotenes
• DDT/Dieldrin
• Dibenz(a,h)acridine
• Dibenz(a,h)anthracene
• Dibenz(a,j)acridine
• Dibenzo(a,l)pyrene
• Dibenzo(c,g)carbazole
• Dimenthylhydrazine
• Ethanol
• Ethylcarbamate
• Fluoranthenes
• Fluorenes
• Formic Acid
• Furan
• Glycerol
• Hexamine
• Hydrazine
• Hydrogen cyanide (jenis gas yang dipakai Nazi saat hukuman mati di kamar gas)
• Hydrogen sulphide
• Indeno(1,2,3-c,d)pyrene
• Indole
• Isoprene
• Limonine
• Linoleic Acid
• Linolenic Acid
• Magnesium
• Methane
• Methanol
• Methyl formate
• Methylamineethylchrysene
• Methylamine
• Methylnitrosamino
• Methylpyrrolidine
NIKOTIN: DRUG TERPOPULER SEDUNIA
Nikotin yang terkandung pada rokok bagaikan pisau bermata dua. Punya sisi positif dan negatifnya, tapi pada akhirnya, lebih banyak negatifnya daripada positifnya. Ada kecenderungan dimana perokok memiliki berat badan dibawah non perokok, lalu muncullah ide di kalangan atlit jika produk berbasis nikotin (seperti rokok, tembakau kunyah, salep tempel (patch), atau permen karet), seseorang bisa mendapatkan komposisi fisik yang di inginkan (rendah lemak).
Merokok itu sama dengan nge-drug, titik. Angka kematian akibat rokok, jauh melebihi gabungan dari HIV, narkoba, alkohol, kecelakaan motor, bunuh diri, dan pembunuhan. Jadi rokok adalah rajanya drug jahat sekelas narkoba, tak ada keraguan lagi soal itu.
Hampir semua perokok cenderung punya fisik yang berat badannya dibawah normal. Persis seperti junkies / pecandu narkoba. Efek relaks yang dirasakan perokok tak lain disebabkan oleh nikotin yang juga berfungsi sebagai stimulan yang bisa melepaskan endorphins, memberi efek menenangkan, efek yang sama dengan jika anda mengkonsumsi narkoba sejenis ekstasi.
Berkat nikotin, detak jantung perokok 30% lebih cepat dari level normal (non perokok), atau naik 2-3 detakan per menit. Artinya jantung perokok bekerja ekstra keras dan membakar kalori lebih banyak (dalam bentuk detak jantung). Jeleknya, jika detak jantung meningkat, maka tekanan darah juga meningkat, tapi aliran darah ke pembuluh darah justru menurun, akibatnya stamina menurun. Makanya jangan heran jika kulit sang perokok terasa dingin jika anda sentuh. Kurangnya aliran darah adalah penyebabnya, terutama di kaki. Otomatis level hormonnya juga berkurang. Karena alasan inilah, mayoritas perokok bertubuh ceking, tidak menyisakan cukup kalori untuk pertumbuhan massa otot yang diperlukan. Saya kenal seorang instruktur aerobik perokok yang tubuhnya sangat kurus. Ia tidak sadar, walau olahraga bisa menaikkan konsumsi oksigen sebanyak 20%, namun jika ia perokok, maka kemampuan itu menurun 10%.
Nikotin, inilah jenis drug yang paling populer di dunia saat ini. Kita akan coba mengulasnya secara berimbang.
KIMIA
Nikton punya sifat stimulan, dan punya struktur kimia yang beda dengan phenylethylamines seperti amphetamine dan ephedrine. Berbeda dengan kedua zat terakhir tersebut, nikotin tersusun atas cincin pyridine yang membentuk jadi sebuah cincin pyrrolidine. Ada 2 stereoisomers, dimana nikotin menjadi isomer yang paling aktif dan paling berpengaruh terhadap receptor nicotinic acetylcholine (nAChr). Karena nikotin aslinya sangat lemah, maka ia butuh lingkungan yang sifatnya alkaline untuk masuk ke sel membran.
Tidak heran jika perusahaan rokok memakai campuran ammonia untuk mendongkrak penjualan rokok (dan ini masih jadi kontroversi hingga kini). Hebatnya, nikotin punya kesamaan dengan molekul acetylcholine (ACh) dan karena ACh sifatnya fleksibel, maka ia bisa disusun agar menyerupai nikotin. Pyridine nitrogen dari nitrogen, dan keto oxygen dari ACh, keduanya menjadi donor elektron, dimana elektron positif pada pyrrolidine nitrogen dari nikotin itu sama dengan nitrogen pada ACh. Semuanya jadi semakin jelas jika anda lihat model komputer kedua zat itu, dimana keduanya bisa di tumpang tindihkan secara pas.
FARMAKOLOGI
Walau nikotin punya efek farmasi terhadap berbagai sistim receptor, tapi fungsi utama aktifitas nikotin terjadi via receptor nicotinic acetylcholine (nAChr’s). Receptor ini terbagi menjadi sub-unit : alpha2-alpha7 dan beta2-beta4. Nikotin mengikatkan dirinya pada sub-unit yang paling banyak mengandung alpha4beta2. Kekuatan proses penggabungannya 13 kali lebih hebat ketimbang ACh itu sendiri.
Sub unit alpha4beta2 bertanggung jawab atas efek negatif sampingan nikotin (termasuk kecanduannya) pada manusia. Ingat, kekuatannya 13 kalinya ACh, jadi nikotin layak dimasukkan dalam kategori obat keras. Juga ada sub tipe lain yang juga bertanggung jawab atas efek negatif nikotin ini, terutama alpha6 dan beta3 yang bisa membuat nikotin menjadi sensitif dan membuat pemakainya jadi kecanduan, dan alpha7 nikotin yang memberi rasa relaks dan lega pada pemakainya. Tapi ceritanya tidak sampai disini saja, tidak semua efek negatif itu terjadi karena sub tipe nAChr saja, tapi ada serangkaian proses yang bereaksi sekali sub tipe tertentu telah terrbentuk, termasuk didalamnya efek nikotin terhadap sistim neurotransmitter.
DOPAMINE
Neuron dopamine di area ventral tegmental dan substantia nigra memiliki nAChr's (terutama sub unit alpha4beta2 dan alpha3beta2) yang ada di jaringan syaraf membran mereka; saat receptor tersebut terstimulasi, maka dopamine di produksi. Glutamate yang bertugas mencari nikotin dalam tubuh, dilepaskan dan bisa mempercepat sekresi dopamine berkat adanya receptor NMDA pada terminal dopamine. Terlepas dari besarnya dopamine yang diproduksi, banjirnya dopamine di area otak seperti nucleus accumbens secara ketat dikendalikan oleh sistim pengasupan dopamine.
Guna mengatasi masalah itu, dibutuhkan pemblokir sistim pengasupan dopamine guna menekan aksi dopaminergic pada nikotin. Tanpa pemblokir sekalipun, pemakaian berlebih nikotin itu sendiri juga bisa membanjiri otak dengan dopamine, dan receptor NMDA akan kian memperparah efek kecanduan pada anda. Mekanisme kecanduan juga bisa terjadi via upregulasi nikotin pada receptor mRNA D1, D2, dan D3.
Mekanisme ketiga (dimana pelepasan dopamine diperkuat lagi oleh pemakaian nikotin berlebih dan rutin) adalah melalui peningkatan aktifitas tyrosine hydoxylase. Nikotin meningkatkan tyrosine hydroxylase mRNA dalam otak, sama halnya dengan protein tyrosine hydroxylase yang ada saat ini. Mengingat tyrosine hydroxylase menjadi faktor yang membatasi konversi L-tyrosine menjadi dopamine, maka nikotin semakin giat dalam proses pembuatan dopamine, asalkan asupan L-tyrosine memadai. Apalagi jika L-tyrosine dan nikotin dikonsumsi bersamaan ke limposit manusia, maka terjadilah proses pembuatan L-Dopa dan norepinephrine.
Monoamine Oxidase tipe B (MAO-B) adalah enzim yang bisa menurunkan kadar dopamine. Asap rokok punya kemampuan menekan MAO-B dan prosesnya permanen. Konsentrasi nikotin berbanding terbalik dengan kadar MAO-B. Nikotin sendiri bukanlah musuh MAO-B, tapi efek nikotin terhadap pelepasan dopamine itulah penyebabnya kenapa rokok sangat digemari saat ini, dan kemampuannya mengubah komposisi fisik pemakainya. Agar seseorang bisa memanfaatkan aksi dopaminergic nikotin tanpa merokok, ia harus mengkonsumsi l-deprenyl (pemblokir MAO-B). Karena l-deprenyl mampu memblokir sistim pengasupan dopamine, maka l-deprenyl akan menggandakan aksi efek mekanisme nikotin terhadap dopamine.
NORADRENALINE
Nikotin memicu produksi noradrenaline dengan mengikatkan dirinya pada nAChr's pada neurons noradrenergic neurons. Pemakaian nikotin secara menahun akan memperkuat efeknya terhadap pelepasan NA via meningkatnya aktifitas tyrosine hydroxylase. Mekanisme tak langsung dimana nikotin melepaskan NA, adalah via sekresi GABA. Sepintas kelihatannya tak masuk akal, karena GABA adalah pemblokir neurotransmitter. Entah kenapa, oleh mekanisme yang tidak berhasil diidentifikasikan para ahli hingga kini, aktivasi receptor GABA-A memicu pelepasan NA. Efek nikotin pada GABA akan dibahas nanti.
Dengan asupan nikotin berlebih dan menahun, banjirnya NA berakhir, membuka kemungkinan terjadi penurunan kekuatan receptor. Yang menarik, fenomena ini justru memperkuat efek kecanduan nikotin. Mengingat pelepasan NA adalah unsur yang terjadi akibat stress, tertundanya fenomena pembanjiran NA selama kondisi stress sekali lagi menjelaskan kenapa seseorang merasa tenang dan relaks saat merokok.
SEROTONIN
Nikotin meningkatkan pelepasan serotonin di berbagai bagian di otak, dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan catecholamines. Ada bukti yang mengarah pada petunjuk dimana neuron serotonergic mempengaruhi nAChr's. Nikotin menyebabkan pelepasan 5-HT, ini dikaitkan dengan stimulasi receptor nicotinic yang ada di dorsal raphe nucleus, dan stimulasi itu menjadi penyebab langsung atas efek kecanduan nikotin.
Pelepasan serotonin itu dikendalikan oleh beberapa interaksi antara serotonergic dengan nicotinic. Salah satu contohnya adalah kala stimulasi terhadap receptor nicotinic yang memicu pelepasan 5-HT, stimulasi pada receptor 5-HT1A akan memblokir pelepasan ACh. Nikotin juga mempertebal serotonin transporter sebagai bagian dari reaksi pemblokiran atas naiknya 5-HT.
Mungkin terpikirkan oleh anda untuk menambahkan SSRI sebagai bagian dari terapi membebaskan diri dari kecanduan nikotin. Tidak semudah itu; efek stimulan candu nikotin dalam tubuh sudah diblokir oleh peningkatan kadar 5-HT oleh SSRI citalopram, atau lebih dikenal dengan sebutan Celexa. Pembuatan tryptophan hydroxylase dan serotonin sudah di percepat oleh nikotin. Inilah mekanisme yang menjelaskan kenapa nikotin menurunkan nafsu makan dan menurunkan berat badan pemakainya.
GABA
Bagi yang pernah kuliah kedokteran pasti tahu istilah D.A.R.E ("Drugs Are Really Expensive") dan tahu persis jika nikotin masuk dalam kategori stimulan, kategori yang sama dengan narkoba sekelas pil ekstasi. Ini berlawanan dengan fakta dimana banyak perokok melaporkan mereka mereka tenang/relaks saat merokok. Jadi mana yang benar? Apakah rokok itu stimulan atau relaxant ? Tadi kita suda bahas 2 mekanisme yang menjelaskan efek candu nikotin: yaitu dengan cara melemahkan noradrenergic saat bereaksi terhadap stress, dan dengan cara menaikkan pelepasan serotonin. Mekanisme ketiga adalah GABAergic yang terjadi secara alami.
Neurons GABAergic memicu nAChr's, dan saat dirangsang oleh nikotin, maka itu akan menaikkan pelepasan GABA. Nikotin juga memperlemah receptor GABA-B1, yang berfungsi sebagai mekanism pemblokir terhadap pelepasan GABA guna menekan umpan balik negatifnya.
LEPTIN DAN NEUROPEPTIDE Y
Bukti soal meningkatnya aktifitas dopaminergic dan serotonergic sudah menjelaskan banyak efek nikotin terhadap turunnya berat badan dan nafsu makan. Tapi pembahasan itu tak akan lengkap jika tidak menyinggung regulator nafsu makan leptin dan neuropeptide Y (NPY).
Intinya nikotin menaikkan kadar leptin, menurunkan kadar neuropeptide Y, dan berujung pada turunnya nafsu makan dan berat badan. Sayangnya, efek nikotin terhadap kedua hormon tersebut masih simpang siur, dan kerap terjadi konflik. Beberapa penelitian sudah membuktikkan jika perokok punya kadar leptin rendah ketimbang non perokok, tapi beberapa penelitian lainnya malah menunjukkan nikotin menaikkan konsentrasi leptin. Pada perokok yang kebetulan berbadan gemuk, nikotin bisa menurunkan berat badan, terlepas dari efeknya terhadap kadar leptin. Kontradiksi tersebut sedikit mereda saat para ahli menerima konsesi jika nikotin tidak mengatur kadar leptin, tapi bisa menaikkan aktifitas receptor leptin dan kekuatannya.
Ketidakjelasan serupa juga terjadi soal efek nikotin terhadap NPY. Ada yang bilang nikotin menaikkan aktifitas NPY di hypothalamus, tapi ada juga yang bilang sebaliknya (menurunkan). Kesimpangsiuran itu bisa disederhanakan asalkan kita mau menelaah kondisi environment labtest yang terjadi pada tiap penelitian itu. Aktifitas NPY menurun karena subyek penelitian sengaja dikondisikan dalam keadaan lapar dan diberikan nikotin dosis tinggi (12mg/kg). NPY menaik kala subyek penelitian diberikan nikotin dosis rendah (2-6mg/kg). Menariknya, terlepas dari skenario diatas, efek anorectic masih mendominasi.
STEROIDOGENESIS
Dari sudut pandang hormon, nikotin menarik perhatian para atlit pria karena ia bisa menurunkan kadar estrogen dengan memblokir enzim aromatase. Ini mengingatkan kita pada drug anti estrogen yang biasa dipakai pemakai steroid kala mendapatkan efek samping negatifnya. Nikotin memblokir 3 alpha-hydroxysteroid dehydrogenase, mencegah metabolisme DHT menjadi bentuk androgen yang lemah. Ini kabar bagus bagi mereka yang memiliki DHT berlebih, karena dengan nikotin mereka bisa melawan efek negatif DHT yang berujung pada penyakit prostat dan kerontokan rambut.
Malangnya, selain enzim pemblokiran tadi, nikotin dan proses metabolisme juga memicu serangkaian proses lainnya yang berdampak negatif pada steroidogenesis. Baik nikotin dan cotinine bisa menurunkan produksi testosterone dalam sel leydig. Penurunan itu terjadi karena efek nikotin yang meningkatkan pelepsan ACTH, yang berlanjut pada meningkatnya sirkulasi corticosteroids, yang dikenal mempengaruhi pembuatan hormon steroid seks. Jadi mereka yang gemar merokok (memakai nikotin) dengan tujuan memblokir aromatase musti sadar akan efeknya terhadap steroidogenesis.
NACHR : PELEMAHAN ATAU PENINGKATAN REGULASI?
Kebanyakan dalam sistim neurotransmitter, jika seseorang diberikan zat yang sifatnya kimiawi, maka akan menyebabkan menurunnya kekuatan receptor (menjadi kebal). Ini tidak mengherankan karena tubuh manusia cenderung bersifat homeostatis. Receptor nicotinic juga tak terkecuali dalam kasus ini, bahkan jika seseorang diberikan nikotin sehari saja, itu sudah cukup melemahkan receptor bersangkutan.
Jika seseorang terkena nikotin secara kronis, maka receptor nicotinic, terutama sub tipe alpha4beta2, mengalami “peningkatan regulasi fungsional.” Kemudian jumlah receptor berdaya pengikat (terhadap nikotin) kuat dan yang lemah mengalami peningkatan, menyebabkan peningkatan transmisi sinaptik neurotransmitter. Peningkatan regulasi itu menjelaskan efek nikotin terhadap penurunan berat badan dan kualitas kecanduannya.
MEKANISME KECANDUAN NIKOTIN
Dinegara berkembang, diperkirakan pemakaian tembakau sudah menjadi penyebab utama kematian dini. Ironisnya, statistik tersebut diumumkan oleh negara berkembang itu sendiri. Masyarakat terus menerus mendapatkan peringatan soal bahaya merokok. Tapi apa hasilnya? Kehebatan sifat tembakau dan nikotin dalam menguasai unsur kimia syaraf manusia sudah cukup untuk mengabaikan kampanye anti rokok. Apa yang tengah terjadi dengan semua itu ?
Peningkatan aktifitas dopaminergic dianggap sebagai penyebab tunggal sebagai akibat pemakaian drug aditif nikotin ini. Saat transmisi dopamine dihambat, maka manusia tak akan lagi mencari-cari drug aditif seperti kesetanan, termasuk nikotin. Sudah kita bahas sebelumnya, jika nikotin tak hanya menyebabkan pelepasan dopamine, tapi juga meningkatkan konsentrasi berbagai receptor dopamine dan menjadi penyebab pelepasan glutamate, memperkuat reaksi dopaminergic seiring berjalannya waktu. Ditambah lagi dengan peningkatan regulasi fungsional, maka lengkaplah sudah lingkaran setan efek kecanduan nikotin bagi pemakainya.
Mari kita lupakan soal dopamine untuk sejenak saja. Saat ini yang paling terlupakan adalah peranan serotonin dalam fenomena kecanduan drug, termasuk nikotin. Serotonin sangat terlibat dalam kemampuan manusia untuk merasa puas dan pengendalian dorongan emosi dan perilaku. Jika sampai kekurangan kadar serotonin, bisa menyebabkan seseorang gampang bertindak apa saja tanpa pertimbangan matang, juga cenderung mencari jalan pintas demi memuaskan hasratnya. Nikotin bisa menyebabkan pergeseran kekuatan semacam itu, dengan cara meningkatkan fungsi dopamine dan menurunkan fungsi serotonin secara bersamaan. Di bagian frontocortio dan limbic pada otak manusia, pemberian nikotin secara kronis menyebabkan naiknya kadar dopamine dan turunnya kadar serotonin.
Masih berkaitan dengan perilaku impulsif (berbuat tanpa berpikir) adalah efek nikotin terhadap sistim GABA, yang berujung pada hilangnya batasan moral seseorang, efek ini sama persis dengan peminum alkohol. Kebanyakan wanita PSK dan pria yang suka dugem dan akrab dengan kehidupan malam, mereka adalah perokok dan/atau peminum. Kebetulan?
Dalam konteks “hilangnya batasan moral” – itu berarti sekalipun anda sudah tahu tidak boleh merokok, anda tetap saja meraih rokok dan menyalakannya. Intinya adalah nikotin sangat kuat sifat candunya, karena secara efektif nikotin mengaktifkan dopamine pada otak manusia, terutama bagian yang memberi rasa puas, sekaligus melemahkan kemampuan pengambilan keputusan dalam otak, via aktifitas nikotin pada 5-HT dan GABA.
Mengingat efek kecanduan nikotin bersifat dinamis (bekerja pada lebih dari satu sistim receptor), maka terapi penyembuhan nikotin otomatis menjadi sangat kompleks. Terapi SSRI itu sendiri tidak banyak membantu, tapi jika dipakai bersama transdermal nikotin, mungkin masih ada harapan. Kemudian ada lagi solusi lain dengan menyuntikkan obat tertentu untuk mengakhiri kecanduan nikotin – biasanya dengan memakai dopaminergics yang efektif dan sudah terbukti, seperti bupropion dan/atau deprenyl bersama dengan SSRI.
RACUN
EFEKNYA TERHADAP SYARAF
Ada 2 konsep yang bertentangan soal isu racun syaraf nikotin: yaitu nikotin punya efek melindungi pemakainya terhadap penyakit Alzheimer dan Parkinson berkat daya anti oksidan nikotin, dan sekaligus bisa memicu rusaknya sistim kognitif (pengamatan) akibat kerusakan oksidasi tingkat selular. Jadi, apakah nikotin itu bersifat racun bagi syaraf? Sepintas, jawabannya YA, karena nikotin bisa menurunkan kadar glutathione tubuh dan meningkatkan oksidasi seperti ion malondialdehyde, lactate dehydrogenase, hydrogen peroxide, dan superoxide.
Meningkatnya stress oksidasi hanya terbukti jika nikotin dosis tinggi diberikan (1mM atau 162mg atau diatasnya). Nikotin dosis rendah (.1mM atau 16mg) bisa membuang radikal bebas dari tubuh dan melindungi tubuh terhadap lipid peroxidation. Merk rokok yang punya kadar rendah nikotin, bisa melindungi anda melawan penyakit Alzheimer dan Parkinson.
EFEKNYA TERHADAP CARDIO
Karbonmonoksida dan unsur kimia lain dalam asap rokok jauh lebih berbahaya bagi kesehatan kardiovascular ketimbang jika nikotin dikonsumsi secara khusus (bukan dalam bentuk rokok, tapi murni nikotin). Menimbang pada profile stimulan nikotin, tidak mengherankan jika nikotin punya dampak pada kardiovascular, dengan atau tanpa rokok. Sebagai penyebab terjadinya pelepasan vasopressin, nikotin menyebabkan munculnya urat pembuluh darah dibawah permukaan kulit. Dibagian tubuh lainnya, seperti jaringan otot, vasodilasi terjadi karena peningkatan output cardiac dan pelepasan epinephrine.
Pada hewan, nikotin bisa meningkatkan pengumpulan platelet, kemungkinan karena terblokirnya prostaglandin protacylin (faktor anti platelet). Itu berarti bisa mengancam kesehatan kardiovascular karena naiknya resiko darah menjadi kian pekat. Tapi menariknya, hal serupa tidak mengalami platelet. Fakta berlawanan antara penelitian nikotin terhadap manusia dan hewan juga terjadi seputar isu profile kolesterol. Monyet pemakai nikotin mengalami peningkatan LDL, sedangkan manusia tidak. Kesimpulannya, efek kardiovascular pemakaian nikotin yang bersumber bukan dari rokok, pada manusia, masih terlalu dini untuk disimpulkan.
RAGAM CARA KONSUMSI NIKOTIN
Tujuan pemakaiannya hanyalah untuk mengurangi efek samping negatif akibat mencoba berhenti merokok. Alias mencoba membuat anda tetap dalam keadaan waras. “Tingkat keberhasilannya dalam membantu anda berhenti merokok, sangat tergantung pada keteguhan hati anda sendiri,” kata Angela Geiger, direktur di American Cancer Society.
ROKOK
Kandungan nikotin dalam rokok bervariasi, tergantung merknya, tapi biasanya berkisar 1mg per rokok. Jumlah nikotin yang masuk ke tubuh dari merokok sangat tergantung cara merokoknya, dan juga kandungan tambahan bahan lainnya, termasuk kadarnya. Dibandingkan dengan cara konsumsi nikotin lainnya, kadar nikotin saat merokok bisa melonjak hanya dalam satuan menit saja, dan turun dengan cepat sesudahnya. Masa kerja nikotin berkisar 2 jam didalam tubuh, jadi mereka yang merokok lebih dari 1 batang rokok selama sehari, akan tampak akumulasi kadar nikotin dalam plasma darah mereka.
Kecanduan merokok bukanlah terjadi karena kandungan nikotin itu sendiri, tapi dikarenakan efek nikotin pharmacokinetics. Rokok mempermudah nikotin mempengaruhi CNS, hasilnya adalah rasa puas yang langsung anda rasakan secara instan. Untuk menyembuhkan kecanduan semacam itu, maka anda butuh cara lain mengkonsumsi nikotin sedemikian agar nikotin tidak mencapai CNS terlalu cepat.
NIKOTIN HISAP DAN PERMEN KARET
Nikotin hisap dan permen karet, keduanya diserap via mucosa di mulut, maka keduanya punya efek pharmacokinetics yang sama. Kadar nikotin akan naik pada menit ke 30 dan perlahan menurun setelah 2 jam. Permen karet nikotin biasana dijual dalam versi 2mg dan 4mg dan tingkat penyerapannya ke tubuh adalah masing-masing 53% dan 72%. Tembakau hisap kadarnya sekitar 0,4% nikotin. Tentu saja semuanya tergantung ukuran lintingannya, tapi 2.5g saja bisa melonjakkan nikotin menjadi 15mg/ml, dan itu sama dengan rokok dan permen karet.
SALEP TEMPEL NIKOTIN
Salep tempel nikotin dijual dalam berbagai dosis, mulai dari 14-22mg, mampu memasukkan nikotin ke tubuh dengan kecepatan stabil 0,9mg per jam; dan mencapai puncaknya antara 4-9 jam setelah diberikan.
NIKOTIN SEMPROT MULUT
Nicotine kemasan semprot mulut, dosis sekali semprot adalah 0,5mg, dan mencapai puncaknya dalam 5-10 menit.
KESIMPULAN
Berdasarkan farmakologinya, nikotin bisa bermanfaat bagi atlit hanya selama periode diet ketat saja. Dengan kemampuannya meningkatkan kinerja dopamine, serotonin, dan leptin, dan sebagian efeknya yang mampu memblokir aksi neuropeptide Y, nicotine bisa menipu pemakainya seolah-olah ia sudah makan / kenyang, selanjutnya menurunkan nafsu makan, membakar lebih banyak lemak, dan mempertahankan massa otot murni sekalipun dalam keadaan defisit kalori.
Bagaimana cara ideal memakai nikotin selama diet? Kita tahu semakin besar dosisnya, semakin efektif kerjanya dalam mempengaruhi berbagai faktor seperti neuropeptide Y. Berdasarkan fakta bahwa perokok punya berat badan lebih rendah dibandingkan non perokok, dan perokok rata-rata memakai 20mg nikotin per hari (sekitar 20 batang rokok alias satu bungkus), maka kita bisa simpulkan bahwa 20mg adalah dosis ideal nikotin untuk keperluan diet.
Ada zat lain yang bisa dijadikan sebagai terapi agar terbebas dari kecanduan nikotin. Antara lain deprenyl (5-10mg per hari) yang dimaksudkan untuk memicu aktifitas dopaminergic. Juga, kafein bisa memperkuat reaksi dopaminergic terhadap nikotin. Karena nicotine meningkatkan regulasi tyrosine hydroxylase dan menyebabkan pelepasan catecholamine secara bersamaan, memakai supplement L-tyrosine akan menjamin terbentuknya formasi neurotransmitter yang diinginkan. Dan yang terakhir, tambahkan supplement kalsium, karena nikotin menyebabkan pelepasan calcitonin gene-related peptide (CGRP) yang bisa menguras cadangan kalsium antar sel. (NK)
Nikotin yang terkandung pada rokok bagaikan pisau bermata dua. Punya sisi positif dan negatifnya, tapi pada akhirnya, lebih banyak negatifnya daripada positifnya. Ada kecenderungan dimana perokok memiliki berat badan dibawah non perokok, lalu muncullah ide di kalangan atlit jika produk berbasis nikotin (seperti rokok, tembakau kunyah, salep tempel (patch), atau permen karet), seseorang bisa mendapatkan komposisi fisik yang di inginkan (rendah lemak).
Merokok itu sama dengan nge-drug, titik. Angka kematian akibat rokok, jauh melebihi gabungan dari HIV, narkoba, alkohol, kecelakaan motor, bunuh diri, dan pembunuhan. Jadi rokok adalah rajanya drug jahat sekelas narkoba, tak ada keraguan lagi soal itu.
Hampir semua perokok cenderung punya fisik yang berat badannya dibawah normal. Persis seperti junkies / pecandu narkoba. Efek relaks yang dirasakan perokok tak lain disebabkan oleh nikotin yang juga berfungsi sebagai stimulan yang bisa melepaskan endorphins, memberi efek menenangkan, efek yang sama dengan jika anda mengkonsumsi narkoba sejenis ekstasi.
Berkat nikotin, detak jantung perokok 30% lebih cepat dari level normal (non perokok), atau naik 2-3 detakan per menit. Artinya jantung perokok bekerja ekstra keras dan membakar kalori lebih banyak (dalam bentuk detak jantung). Jeleknya, jika detak jantung meningkat, maka tekanan darah juga meningkat, tapi aliran darah ke pembuluh darah justru menurun, akibatnya stamina menurun. Makanya jangan heran jika kulit sang perokok terasa dingin jika anda sentuh. Kurangnya aliran darah adalah penyebabnya, terutama di kaki. Otomatis level hormonnya juga berkurang. Karena alasan inilah, mayoritas perokok bertubuh ceking, tidak menyisakan cukup kalori untuk pertumbuhan massa otot yang diperlukan. Saya kenal seorang instruktur aerobik perokok yang tubuhnya sangat kurus. Ia tidak sadar, walau olahraga bisa menaikkan konsumsi oksigen sebanyak 20%, namun jika ia perokok, maka kemampuan itu menurun 10%.
Nikotin, inilah jenis drug yang paling populer di dunia saat ini. Kita akan coba mengulasnya secara berimbang.
KIMIA
Nikton punya sifat stimulan, dan punya struktur kimia yang beda dengan phenylethylamines seperti amphetamine dan ephedrine. Berbeda dengan kedua zat terakhir tersebut, nikotin tersusun atas cincin pyridine yang membentuk jadi sebuah cincin pyrrolidine. Ada 2 stereoisomers, dimana nikotin menjadi isomer yang paling aktif dan paling berpengaruh terhadap receptor nicotinic acetylcholine (nAChr). Karena nikotin aslinya sangat lemah, maka ia butuh lingkungan yang sifatnya alkaline untuk masuk ke sel membran.
Tidak heran jika perusahaan rokok memakai campuran ammonia untuk mendongkrak penjualan rokok (dan ini masih jadi kontroversi hingga kini). Hebatnya, nikotin punya kesamaan dengan molekul acetylcholine (ACh) dan karena ACh sifatnya fleksibel, maka ia bisa disusun agar menyerupai nikotin. Pyridine nitrogen dari nitrogen, dan keto oxygen dari ACh, keduanya menjadi donor elektron, dimana elektron positif pada pyrrolidine nitrogen dari nikotin itu sama dengan nitrogen pada ACh. Semuanya jadi semakin jelas jika anda lihat model komputer kedua zat itu, dimana keduanya bisa di tumpang tindihkan secara pas.
FARMAKOLOGI
Walau nikotin punya efek farmasi terhadap berbagai sistim receptor, tapi fungsi utama aktifitas nikotin terjadi via receptor nicotinic acetylcholine (nAChr’s). Receptor ini terbagi menjadi sub-unit : alpha2-alpha7 dan beta2-beta4. Nikotin mengikatkan dirinya pada sub-unit yang paling banyak mengandung alpha4beta2. Kekuatan proses penggabungannya 13 kali lebih hebat ketimbang ACh itu sendiri.
Sub unit alpha4beta2 bertanggung jawab atas efek negatif sampingan nikotin (termasuk kecanduannya) pada manusia. Ingat, kekuatannya 13 kalinya ACh, jadi nikotin layak dimasukkan dalam kategori obat keras. Juga ada sub tipe lain yang juga bertanggung jawab atas efek negatif nikotin ini, terutama alpha6 dan beta3 yang bisa membuat nikotin menjadi sensitif dan membuat pemakainya jadi kecanduan, dan alpha7 nikotin yang memberi rasa relaks dan lega pada pemakainya. Tapi ceritanya tidak sampai disini saja, tidak semua efek negatif itu terjadi karena sub tipe nAChr saja, tapi ada serangkaian proses yang bereaksi sekali sub tipe tertentu telah terrbentuk, termasuk didalamnya efek nikotin terhadap sistim neurotransmitter.
DOPAMINE
Neuron dopamine di area ventral tegmental dan substantia nigra memiliki nAChr's (terutama sub unit alpha4beta2 dan alpha3beta2) yang ada di jaringan syaraf membran mereka; saat receptor tersebut terstimulasi, maka dopamine di produksi. Glutamate yang bertugas mencari nikotin dalam tubuh, dilepaskan dan bisa mempercepat sekresi dopamine berkat adanya receptor NMDA pada terminal dopamine. Terlepas dari besarnya dopamine yang diproduksi, banjirnya dopamine di area otak seperti nucleus accumbens secara ketat dikendalikan oleh sistim pengasupan dopamine.
Guna mengatasi masalah itu, dibutuhkan pemblokir sistim pengasupan dopamine guna menekan aksi dopaminergic pada nikotin. Tanpa pemblokir sekalipun, pemakaian berlebih nikotin itu sendiri juga bisa membanjiri otak dengan dopamine, dan receptor NMDA akan kian memperparah efek kecanduan pada anda. Mekanisme kecanduan juga bisa terjadi via upregulasi nikotin pada receptor mRNA D1, D2, dan D3.
Mekanisme ketiga (dimana pelepasan dopamine diperkuat lagi oleh pemakaian nikotin berlebih dan rutin) adalah melalui peningkatan aktifitas tyrosine hydoxylase. Nikotin meningkatkan tyrosine hydroxylase mRNA dalam otak, sama halnya dengan protein tyrosine hydroxylase yang ada saat ini. Mengingat tyrosine hydroxylase menjadi faktor yang membatasi konversi L-tyrosine menjadi dopamine, maka nikotin semakin giat dalam proses pembuatan dopamine, asalkan asupan L-tyrosine memadai. Apalagi jika L-tyrosine dan nikotin dikonsumsi bersamaan ke limposit manusia, maka terjadilah proses pembuatan L-Dopa dan norepinephrine.
Monoamine Oxidase tipe B (MAO-B) adalah enzim yang bisa menurunkan kadar dopamine. Asap rokok punya kemampuan menekan MAO-B dan prosesnya permanen. Konsentrasi nikotin berbanding terbalik dengan kadar MAO-B. Nikotin sendiri bukanlah musuh MAO-B, tapi efek nikotin terhadap pelepasan dopamine itulah penyebabnya kenapa rokok sangat digemari saat ini, dan kemampuannya mengubah komposisi fisik pemakainya. Agar seseorang bisa memanfaatkan aksi dopaminergic nikotin tanpa merokok, ia harus mengkonsumsi l-deprenyl (pemblokir MAO-B). Karena l-deprenyl mampu memblokir sistim pengasupan dopamine, maka l-deprenyl akan menggandakan aksi efek mekanisme nikotin terhadap dopamine.
NORADRENALINE
Nikotin memicu produksi noradrenaline dengan mengikatkan dirinya pada nAChr's pada neurons noradrenergic neurons. Pemakaian nikotin secara menahun akan memperkuat efeknya terhadap pelepasan NA via meningkatnya aktifitas tyrosine hydroxylase. Mekanisme tak langsung dimana nikotin melepaskan NA, adalah via sekresi GABA. Sepintas kelihatannya tak masuk akal, karena GABA adalah pemblokir neurotransmitter. Entah kenapa, oleh mekanisme yang tidak berhasil diidentifikasikan para ahli hingga kini, aktivasi receptor GABA-A memicu pelepasan NA. Efek nikotin pada GABA akan dibahas nanti.
Dengan asupan nikotin berlebih dan menahun, banjirnya NA berakhir, membuka kemungkinan terjadi penurunan kekuatan receptor. Yang menarik, fenomena ini justru memperkuat efek kecanduan nikotin. Mengingat pelepasan NA adalah unsur yang terjadi akibat stress, tertundanya fenomena pembanjiran NA selama kondisi stress sekali lagi menjelaskan kenapa seseorang merasa tenang dan relaks saat merokok.
SEROTONIN
Nikotin meningkatkan pelepasan serotonin di berbagai bagian di otak, dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan catecholamines. Ada bukti yang mengarah pada petunjuk dimana neuron serotonergic mempengaruhi nAChr's. Nikotin menyebabkan pelepasan 5-HT, ini dikaitkan dengan stimulasi receptor nicotinic yang ada di dorsal raphe nucleus, dan stimulasi itu menjadi penyebab langsung atas efek kecanduan nikotin.
Pelepasan serotonin itu dikendalikan oleh beberapa interaksi antara serotonergic dengan nicotinic. Salah satu contohnya adalah kala stimulasi terhadap receptor nicotinic yang memicu pelepasan 5-HT, stimulasi pada receptor 5-HT1A akan memblokir pelepasan ACh. Nikotin juga mempertebal serotonin transporter sebagai bagian dari reaksi pemblokiran atas naiknya 5-HT.
Mungkin terpikirkan oleh anda untuk menambahkan SSRI sebagai bagian dari terapi membebaskan diri dari kecanduan nikotin. Tidak semudah itu; efek stimulan candu nikotin dalam tubuh sudah diblokir oleh peningkatan kadar 5-HT oleh SSRI citalopram, atau lebih dikenal dengan sebutan Celexa. Pembuatan tryptophan hydroxylase dan serotonin sudah di percepat oleh nikotin. Inilah mekanisme yang menjelaskan kenapa nikotin menurunkan nafsu makan dan menurunkan berat badan pemakainya.
GABA
Bagi yang pernah kuliah kedokteran pasti tahu istilah D.A.R.E ("Drugs Are Really Expensive") dan tahu persis jika nikotin masuk dalam kategori stimulan, kategori yang sama dengan narkoba sekelas pil ekstasi. Ini berlawanan dengan fakta dimana banyak perokok melaporkan mereka mereka tenang/relaks saat merokok. Jadi mana yang benar? Apakah rokok itu stimulan atau relaxant ? Tadi kita suda bahas 2 mekanisme yang menjelaskan efek candu nikotin: yaitu dengan cara melemahkan noradrenergic saat bereaksi terhadap stress, dan dengan cara menaikkan pelepasan serotonin. Mekanisme ketiga adalah GABAergic yang terjadi secara alami.
Neurons GABAergic memicu nAChr's, dan saat dirangsang oleh nikotin, maka itu akan menaikkan pelepasan GABA. Nikotin juga memperlemah receptor GABA-B1, yang berfungsi sebagai mekanism pemblokir terhadap pelepasan GABA guna menekan umpan balik negatifnya.
LEPTIN DAN NEUROPEPTIDE Y
Bukti soal meningkatnya aktifitas dopaminergic dan serotonergic sudah menjelaskan banyak efek nikotin terhadap turunnya berat badan dan nafsu makan. Tapi pembahasan itu tak akan lengkap jika tidak menyinggung regulator nafsu makan leptin dan neuropeptide Y (NPY).
Intinya nikotin menaikkan kadar leptin, menurunkan kadar neuropeptide Y, dan berujung pada turunnya nafsu makan dan berat badan. Sayangnya, efek nikotin terhadap kedua hormon tersebut masih simpang siur, dan kerap terjadi konflik. Beberapa penelitian sudah membuktikkan jika perokok punya kadar leptin rendah ketimbang non perokok, tapi beberapa penelitian lainnya malah menunjukkan nikotin menaikkan konsentrasi leptin. Pada perokok yang kebetulan berbadan gemuk, nikotin bisa menurunkan berat badan, terlepas dari efeknya terhadap kadar leptin. Kontradiksi tersebut sedikit mereda saat para ahli menerima konsesi jika nikotin tidak mengatur kadar leptin, tapi bisa menaikkan aktifitas receptor leptin dan kekuatannya.
Ketidakjelasan serupa juga terjadi soal efek nikotin terhadap NPY. Ada yang bilang nikotin menaikkan aktifitas NPY di hypothalamus, tapi ada juga yang bilang sebaliknya (menurunkan). Kesimpangsiuran itu bisa disederhanakan asalkan kita mau menelaah kondisi environment labtest yang terjadi pada tiap penelitian itu. Aktifitas NPY menurun karena subyek penelitian sengaja dikondisikan dalam keadaan lapar dan diberikan nikotin dosis tinggi (12mg/kg). NPY menaik kala subyek penelitian diberikan nikotin dosis rendah (2-6mg/kg). Menariknya, terlepas dari skenario diatas, efek anorectic masih mendominasi.
STEROIDOGENESIS
Dari sudut pandang hormon, nikotin menarik perhatian para atlit pria karena ia bisa menurunkan kadar estrogen dengan memblokir enzim aromatase. Ini mengingatkan kita pada drug anti estrogen yang biasa dipakai pemakai steroid kala mendapatkan efek samping negatifnya. Nikotin memblokir 3 alpha-hydroxysteroid dehydrogenase, mencegah metabolisme DHT menjadi bentuk androgen yang lemah. Ini kabar bagus bagi mereka yang memiliki DHT berlebih, karena dengan nikotin mereka bisa melawan efek negatif DHT yang berujung pada penyakit prostat dan kerontokan rambut.
Malangnya, selain enzim pemblokiran tadi, nikotin dan proses metabolisme juga memicu serangkaian proses lainnya yang berdampak negatif pada steroidogenesis. Baik nikotin dan cotinine bisa menurunkan produksi testosterone dalam sel leydig. Penurunan itu terjadi karena efek nikotin yang meningkatkan pelepsan ACTH, yang berlanjut pada meningkatnya sirkulasi corticosteroids, yang dikenal mempengaruhi pembuatan hormon steroid seks. Jadi mereka yang gemar merokok (memakai nikotin) dengan tujuan memblokir aromatase musti sadar akan efeknya terhadap steroidogenesis.
NACHR : PELEMAHAN ATAU PENINGKATAN REGULASI?
Kebanyakan dalam sistim neurotransmitter, jika seseorang diberikan zat yang sifatnya kimiawi, maka akan menyebabkan menurunnya kekuatan receptor (menjadi kebal). Ini tidak mengherankan karena tubuh manusia cenderung bersifat homeostatis. Receptor nicotinic juga tak terkecuali dalam kasus ini, bahkan jika seseorang diberikan nikotin sehari saja, itu sudah cukup melemahkan receptor bersangkutan.
Jika seseorang terkena nikotin secara kronis, maka receptor nicotinic, terutama sub tipe alpha4beta2, mengalami “peningkatan regulasi fungsional.” Kemudian jumlah receptor berdaya pengikat (terhadap nikotin) kuat dan yang lemah mengalami peningkatan, menyebabkan peningkatan transmisi sinaptik neurotransmitter. Peningkatan regulasi itu menjelaskan efek nikotin terhadap penurunan berat badan dan kualitas kecanduannya.
MEKANISME KECANDUAN NIKOTIN
Dinegara berkembang, diperkirakan pemakaian tembakau sudah menjadi penyebab utama kematian dini. Ironisnya, statistik tersebut diumumkan oleh negara berkembang itu sendiri. Masyarakat terus menerus mendapatkan peringatan soal bahaya merokok. Tapi apa hasilnya? Kehebatan sifat tembakau dan nikotin dalam menguasai unsur kimia syaraf manusia sudah cukup untuk mengabaikan kampanye anti rokok. Apa yang tengah terjadi dengan semua itu ?
Peningkatan aktifitas dopaminergic dianggap sebagai penyebab tunggal sebagai akibat pemakaian drug aditif nikotin ini. Saat transmisi dopamine dihambat, maka manusia tak akan lagi mencari-cari drug aditif seperti kesetanan, termasuk nikotin. Sudah kita bahas sebelumnya, jika nikotin tak hanya menyebabkan pelepasan dopamine, tapi juga meningkatkan konsentrasi berbagai receptor dopamine dan menjadi penyebab pelepasan glutamate, memperkuat reaksi dopaminergic seiring berjalannya waktu. Ditambah lagi dengan peningkatan regulasi fungsional, maka lengkaplah sudah lingkaran setan efek kecanduan nikotin bagi pemakainya.
Mari kita lupakan soal dopamine untuk sejenak saja. Saat ini yang paling terlupakan adalah peranan serotonin dalam fenomena kecanduan drug, termasuk nikotin. Serotonin sangat terlibat dalam kemampuan manusia untuk merasa puas dan pengendalian dorongan emosi dan perilaku. Jika sampai kekurangan kadar serotonin, bisa menyebabkan seseorang gampang bertindak apa saja tanpa pertimbangan matang, juga cenderung mencari jalan pintas demi memuaskan hasratnya. Nikotin bisa menyebabkan pergeseran kekuatan semacam itu, dengan cara meningkatkan fungsi dopamine dan menurunkan fungsi serotonin secara bersamaan. Di bagian frontocortio dan limbic pada otak manusia, pemberian nikotin secara kronis menyebabkan naiknya kadar dopamine dan turunnya kadar serotonin.
Masih berkaitan dengan perilaku impulsif (berbuat tanpa berpikir) adalah efek nikotin terhadap sistim GABA, yang berujung pada hilangnya batasan moral seseorang, efek ini sama persis dengan peminum alkohol. Kebanyakan wanita PSK dan pria yang suka dugem dan akrab dengan kehidupan malam, mereka adalah perokok dan/atau peminum. Kebetulan?
Dalam konteks “hilangnya batasan moral” – itu berarti sekalipun anda sudah tahu tidak boleh merokok, anda tetap saja meraih rokok dan menyalakannya. Intinya adalah nikotin sangat kuat sifat candunya, karena secara efektif nikotin mengaktifkan dopamine pada otak manusia, terutama bagian yang memberi rasa puas, sekaligus melemahkan kemampuan pengambilan keputusan dalam otak, via aktifitas nikotin pada 5-HT dan GABA.
Mengingat efek kecanduan nikotin bersifat dinamis (bekerja pada lebih dari satu sistim receptor), maka terapi penyembuhan nikotin otomatis menjadi sangat kompleks. Terapi SSRI itu sendiri tidak banyak membantu, tapi jika dipakai bersama transdermal nikotin, mungkin masih ada harapan. Kemudian ada lagi solusi lain dengan menyuntikkan obat tertentu untuk mengakhiri kecanduan nikotin – biasanya dengan memakai dopaminergics yang efektif dan sudah terbukti, seperti bupropion dan/atau deprenyl bersama dengan SSRI.
RACUN
EFEKNYA TERHADAP SYARAF
Ada 2 konsep yang bertentangan soal isu racun syaraf nikotin: yaitu nikotin punya efek melindungi pemakainya terhadap penyakit Alzheimer dan Parkinson berkat daya anti oksidan nikotin, dan sekaligus bisa memicu rusaknya sistim kognitif (pengamatan) akibat kerusakan oksidasi tingkat selular. Jadi, apakah nikotin itu bersifat racun bagi syaraf? Sepintas, jawabannya YA, karena nikotin bisa menurunkan kadar glutathione tubuh dan meningkatkan oksidasi seperti ion malondialdehyde, lactate dehydrogenase, hydrogen peroxide, dan superoxide.
Meningkatnya stress oksidasi hanya terbukti jika nikotin dosis tinggi diberikan (1mM atau 162mg atau diatasnya). Nikotin dosis rendah (.1mM atau 16mg) bisa membuang radikal bebas dari tubuh dan melindungi tubuh terhadap lipid peroxidation. Merk rokok yang punya kadar rendah nikotin, bisa melindungi anda melawan penyakit Alzheimer dan Parkinson.
EFEKNYA TERHADAP CARDIO
Karbonmonoksida dan unsur kimia lain dalam asap rokok jauh lebih berbahaya bagi kesehatan kardiovascular ketimbang jika nikotin dikonsumsi secara khusus (bukan dalam bentuk rokok, tapi murni nikotin). Menimbang pada profile stimulan nikotin, tidak mengherankan jika nikotin punya dampak pada kardiovascular, dengan atau tanpa rokok. Sebagai penyebab terjadinya pelepasan vasopressin, nikotin menyebabkan munculnya urat pembuluh darah dibawah permukaan kulit. Dibagian tubuh lainnya, seperti jaringan otot, vasodilasi terjadi karena peningkatan output cardiac dan pelepasan epinephrine.
Pada hewan, nikotin bisa meningkatkan pengumpulan platelet, kemungkinan karena terblokirnya prostaglandin protacylin (faktor anti platelet). Itu berarti bisa mengancam kesehatan kardiovascular karena naiknya resiko darah menjadi kian pekat. Tapi menariknya, hal serupa tidak mengalami platelet. Fakta berlawanan antara penelitian nikotin terhadap manusia dan hewan juga terjadi seputar isu profile kolesterol. Monyet pemakai nikotin mengalami peningkatan LDL, sedangkan manusia tidak. Kesimpulannya, efek kardiovascular pemakaian nikotin yang bersumber bukan dari rokok, pada manusia, masih terlalu dini untuk disimpulkan.
RAGAM CARA KONSUMSI NIKOTIN
Tujuan pemakaiannya hanyalah untuk mengurangi efek samping negatif akibat mencoba berhenti merokok. Alias mencoba membuat anda tetap dalam keadaan waras. “Tingkat keberhasilannya dalam membantu anda berhenti merokok, sangat tergantung pada keteguhan hati anda sendiri,” kata Angela Geiger, direktur di American Cancer Society.
ROKOK
Kandungan nikotin dalam rokok bervariasi, tergantung merknya, tapi biasanya berkisar 1mg per rokok. Jumlah nikotin yang masuk ke tubuh dari merokok sangat tergantung cara merokoknya, dan juga kandungan tambahan bahan lainnya, termasuk kadarnya. Dibandingkan dengan cara konsumsi nikotin lainnya, kadar nikotin saat merokok bisa melonjak hanya dalam satuan menit saja, dan turun dengan cepat sesudahnya. Masa kerja nikotin berkisar 2 jam didalam tubuh, jadi mereka yang merokok lebih dari 1 batang rokok selama sehari, akan tampak akumulasi kadar nikotin dalam plasma darah mereka.
Kecanduan merokok bukanlah terjadi karena kandungan nikotin itu sendiri, tapi dikarenakan efek nikotin pharmacokinetics. Rokok mempermudah nikotin mempengaruhi CNS, hasilnya adalah rasa puas yang langsung anda rasakan secara instan. Untuk menyembuhkan kecanduan semacam itu, maka anda butuh cara lain mengkonsumsi nikotin sedemikian agar nikotin tidak mencapai CNS terlalu cepat.
NIKOTIN HISAP DAN PERMEN KARET
Nikotin hisap dan permen karet, keduanya diserap via mucosa di mulut, maka keduanya punya efek pharmacokinetics yang sama. Kadar nikotin akan naik pada menit ke 30 dan perlahan menurun setelah 2 jam. Permen karet nikotin biasana dijual dalam versi 2mg dan 4mg dan tingkat penyerapannya ke tubuh adalah masing-masing 53% dan 72%. Tembakau hisap kadarnya sekitar 0,4% nikotin. Tentu saja semuanya tergantung ukuran lintingannya, tapi 2.5g saja bisa melonjakkan nikotin menjadi 15mg/ml, dan itu sama dengan rokok dan permen karet.
SALEP TEMPEL NIKOTIN
Salep tempel nikotin dijual dalam berbagai dosis, mulai dari 14-22mg, mampu memasukkan nikotin ke tubuh dengan kecepatan stabil 0,9mg per jam; dan mencapai puncaknya antara 4-9 jam setelah diberikan.
NIKOTIN SEMPROT MULUT
Nicotine kemasan semprot mulut, dosis sekali semprot adalah 0,5mg, dan mencapai puncaknya dalam 5-10 menit.
KESIMPULAN
Berdasarkan farmakologinya, nikotin bisa bermanfaat bagi atlit hanya selama periode diet ketat saja. Dengan kemampuannya meningkatkan kinerja dopamine, serotonin, dan leptin, dan sebagian efeknya yang mampu memblokir aksi neuropeptide Y, nicotine bisa menipu pemakainya seolah-olah ia sudah makan / kenyang, selanjutnya menurunkan nafsu makan, membakar lebih banyak lemak, dan mempertahankan massa otot murni sekalipun dalam keadaan defisit kalori.
Bagaimana cara ideal memakai nikotin selama diet? Kita tahu semakin besar dosisnya, semakin efektif kerjanya dalam mempengaruhi berbagai faktor seperti neuropeptide Y. Berdasarkan fakta bahwa perokok punya berat badan lebih rendah dibandingkan non perokok, dan perokok rata-rata memakai 20mg nikotin per hari (sekitar 20 batang rokok alias satu bungkus), maka kita bisa simpulkan bahwa 20mg adalah dosis ideal nikotin untuk keperluan diet.
Ada zat lain yang bisa dijadikan sebagai terapi agar terbebas dari kecanduan nikotin. Antara lain deprenyl (5-10mg per hari) yang dimaksudkan untuk memicu aktifitas dopaminergic. Juga, kafein bisa memperkuat reaksi dopaminergic terhadap nikotin. Karena nicotine meningkatkan regulasi tyrosine hydroxylase dan menyebabkan pelepasan catecholamine secara bersamaan, memakai supplement L-tyrosine akan menjamin terbentuknya formasi neurotransmitter yang diinginkan. Dan yang terakhir, tambahkan supplement kalsium, karena nikotin menyebabkan pelepasan calcitonin gene-related peptide (CGRP) yang bisa menguras cadangan kalsium antar sel. (NK)
References :
1. Chemically Correct: Nicotine – Par Deus
2. Zevin S, Gourlay S, Benowitz N. Clinical Pharmacology of Nicotine. 1998;16:557-564.
3. Domino E. Tobaco Smoking And Nicotine Neuropsychopharmacology: Some Future Research Directions. Neuropsychopharmacology. 1998;16(8):456-68.
4. Balfour D, Fagerstrom K. Pharmacology of Nicotine and Its Therapeutic Use in Smoking Cessation and Neurodegernerative Disorders. Pharmacol. Ther. 1996;72(1):51-81
5. Gotti C, Fornasari D, Clementi F. Human neuronal nicotinic receptors. Prog Neurobiol 1997; 53: 199-237.
6. Picciotto M, et al. Nicotinic Receptors in the Brain: Links between Molecular Biology and Behavior. Neuropsychopharmacology. 2000;22(5):451-465
7. Cordero-Erausquin M, et al. Nicotinic receptor function: new perspectives from knockout mice. TiPS. 2000;21:211-217
8. Clarke P.B.S., Pert A. Autoradiographic evidence for nicotinic receptors on nigrostriatal and mesolimbic dopaminergic neurons. Brain Res. 1985;248:255-358
9. Rapier C, Lunt G. Wonnacott, S. Stereoselective nicotine-induced release of dopamine from striatal synaptosomes: concentration dependence and repetitive stimulation. J Neurochem. 1988;50:1123-1130
10. Kaiser SA, Wonnacott S. Nicotinic receptor modulation of neurotransmitter release. In: Americ, Sp.P., Brioni, J.D. (Eds.), Neuronal Nicotinic Receptors: Pharmacology and Therapeutic Oppurtunities., 1998; Vol. 8, Wiley-Liss, New York, NY, pp. 141-159
11. Kulak JM, Nguyen TA, Olivera BM, McIntosh JM. Alpha-conotoxin MII blocks nicotine-stimulated dopamine release in rat striatal synaptosomes. J. Neurosci. 1997;17: 5263-5270
12. Wonnacott S, Kaiser S, Mogg A, Soliakov L, Jones I. Presynaptic nicotinic receptors modulating dopamine release in the rat striatum. European Journal of Pharmacology. 2000;393:51-58
13. Cheramy A, Godeheu G, L'Hirondel M, Glowinski J. Cooperative contributions of cholinergic and NMDA receptors in the presynaptic control of dopamine release from synaptosomes of the rat striatum. J. Pharmacol. Exp. Ther. 1996;276:616-625
14. Garris PA, Wightman RM. Different kinetics govern dopaminergic transmission in the amygdale, prefrontal cortex and striatum: an in vivo valtammetric study. J. Neurosci. 14:442-450
15. Benwell MEM, Balfour DJK. The effects of acute and repeated nicotine treatment on nucleus accubens dopamine and locomotor activity. Br. J. Pharmacol. 1992;105:849-856
16. Shoaib M, Benwell MEM, Akbar MT, Stolerman IP, Balfour DJK. Behavioural and neurochemical adaptations to nicotine in rats: influence of NMDA antagonists. Br. J. Pharmacol. 1994;111:1073-1080
17. Bahk J, Li S, Park M, Kim M. Dopamine D1 and D2 receptor mRNA up-regulation in the caudate-putamen and nucleus accumbens of rat brains by smoking. Progress in Neuro-Psychopharmacology & Biological Psychiatry. 2002;26:1095-1104
18. Le Foll B, Schwartz JC, Sokoloff P. Disruption of nicotine conditioning by dopamine D(3) receptor ligands. Mol Psychiatry 2003 Reb;8(2):225-30
19. Smith KM, Mitchell SN, Joseph MH. Effects of chronic and subchronic nicotine on tyrosine hydroxylase activity in noradrenergic and dopaminergic neurons in the rat brain. J. Neurochem. 1991;57:1750-1756
20. Musso N, Benci S, Indiveri F, Lotti G. L-tyrosine and nicotine induce synthesis of L-Dopa and norepinephrine in human lymphocytes. Journal of Neuroimmunology. 1997;74:117-120
21. Fowler JS, Volkow ND, Wang GJ, Pappas N, Logan J, MacGregor R, Alexoff D, Shea C, Schlyer D, Wolf AP, Warner D, Zezulkova I, Cilento R. Inhibition of monoamine oxidase B in the brains of smokers. Nature 1996 Feb 22;379(6567):733-6
22. Berlin I, Spreux-Varoquaux O, Launay JM. Platelet monoamine oxidase B activity is inversely associated with plasma cotinine concentration. Nicotine Tob Res 2000 Aug;2(3):243-6
23. Lamensdorf I, Porat S, Simantov R, Finberg JP. Effect of low-dose treatment with selegiline on dopamine transporter (DAT) expression and amphetamine-induced dopamine release in vivo. Br J Pharmacol 1999 Feb; 126(4):997-1002
24. Mitchell SN, Brazell MP, Joseph MH, Alavijeh MS, Gray JA. Regionally specific effects of acute and chronic nicotine on rate of catecholamine and 5-hydroxytryptamine synthesis in rat brain. Eu. J. Pharmacol. 1989;167:311-322
25. Leslie FM, Gallardo KA, Park MK. Nicotinic acetylcholine receptor-mediated release of [3H]norepinephrine from developing and adult rat hippocampus: direct and indirect mechanisms. Neuropharmacology. 2002;42:653-651.
26. Bonanno G, Raiteri M. Release-regulating GABAA receptors are present on noradrenergic nerve terminals in selective area of the rat brain. Synapse. 1987;1:254-257
27. Abercrombie EB, Jacobs BL. Single unit response of noradrenergic neurons in the locus coeruleus of freely moving cats 1. Actutely presented stressful and non-stressful stimuli. J. Neurosci. 7:2837-2843.
28. Gilbert DG. Paradoxical tranquilizing and emotion-reducing effects of nicotine. Psychol. Bull. 86:643-661.
29. Seth P, Cheeta S, Tucci S, File S. Nicotinic-serotonergic interactions in brain and behaviour. Pharmacology, Biochemistry and Behavior. 2002;71:793-805
30. Reuben M, Clarke P. Nicotine-evoked [3H]5-hydroxytryptamine release from rat striatal synaptosomes. Neuropharmacology. 2000;30:290-299.
31. Schwartz RD, Lehman J, Kellar KJ. Presynaptic nicotinic cholinergic receptors labeled by [3H]acetylcholine on catecholamine and serotonin axons in brain. J Neurochem 1984;42:1495-8.
32. Cheeta S, Irvine EE, Kenny PJ, File SE. The dorsal raphe nucleus is a crucial structure mediating nicotine's anxiolytic effects and the development of tolerence and withdrawal responses. Psychopharmacology. 2001a;155:78-85.
33. Lendvai B, et al. Figgrtrnyisl mrvhsnidmd involbrf in yhr rggrvy og nivoyiniv shonidyd DMPP and lobeline to release [3H]5-HT from rat hippocampal slices. Neuropharmacology. 1996;35:1769-77.
34. Rada PV, Mark GP, Hoebel BG. In vivo modulation of acetylcholine in the nucleus accumbens of freely moving rats: I. Inhibition by serotonin. Brain Res. 1993;619:98-104.
35. Muneoka K, Ogawa T, Kamei K, Muraoka S, Tomiyoshi R, Mimura Y, Kato H, Suzuko MR, Takigawa M. Nicotine exposure during pregnancy is a factor which influences seotonin transporter density in the rat brain. Eur J Pharmacol. 2001;411:279-82.
36. Olausson P, Engel JA, Soderpalm B. Behavioral sensitization to nicotine is associated with behavioral disinhibition; counteraction by citalopram. Psychopharmacology 1999;142:111-9.
37. Lee T, Jang M, Shin M, Lim B, Choi H, Kim H, Kim E, Kim C. Nicotine administration increases serotonin synthesis and tryptophan hydroxylase expression in dorsal raphe of food-deprived rats. Nutrition Research. 2002;22:1445-1452.
38. Frazier CJ, Rollins YD, Breese CR, Leonard S, Freedman R, Dunwiddie TV. Acetylcholine activates an alpha-bungarotoxin-sensitive nicotinic current in rat hippocampal interneurons, but not pyramidal cells. J. Neurosci. 1998;18:1187-95.
39. Alkondon M, Pereira EF, Barbosa CT, Aluquerque EX. Neuronal nicotinic acetylcholine receptor activation modulates gamma-aminobutyric acid release from CA1 neurons of rat hippocampal slices. J. Pharmacol. Exp. Ther. 1997;283:1396-1411.
40. Li S, Park M, Bahk J, Kim M. Chronic nicotine and smoking exposure decreases GABAb1 receptor expression in the rat hippocampus. Neuroscience Letters. 2002;334:135-9.
41. Wei M, Stern MP, Haffner SM. Serum leptin levels in Mexican Americans and non-Hispanic whites: association with body mass index and cigarette smoking. Ann Epidemiol 1997;7:81.
42. Hodge AM, Westerman RA, de Courten MP, et al. Is leptin sensitivity the link between smoking cessation and weight gain? Int J Obes Rel Metab Disord 1997;21:50.
43. Mantzoros CS, Liolios AD, Tritos NA, et al. Circulating insulin concentrations, smoking, and alcohol intake are important independent. Obes Res. 1998;6:179
44. Eliasson B, Smith U. Leptin levels in smokers and long-term users of nicotine gum. Eur J Clin Invest. 1999;29:145.
45. Sanigorski A, Fahey R, Cameron-Smith D, Collier GR. Nicotine treatment decreases food intake and body weight via a leptin-independent pathway in Psammomys obesus. Diabetes, Obesity and Metabolism. 2002;3:346-50.
46. Li MD, Kane JK, Parker SL, McAllen K, Matta SG, Sharp BM. Nicotine administration enhances NPY expression in the rat hypothalamus. Brain Research. 2000;867:157-64.
47. Jang MH, Shin MC, Kim KH, Cho SY, Bahn GH, Kim EH, Kim CJ. Nicotine administration decreases neuropeptide Y expression and increased leptin receptor expression in the hypothalamus of food deprived rats. Brain Research. 2003;964:311-15.
48. Levin BE, Keesey RE. Defense of differing body weight set points in diet-induced obese and resistant rats. Am J Physiol. 1998;274:R412.
49. Kadohama, N., K. Shintani, and Y. Osawa, Tobacco alkaloid derivatives as inhibitors of breast cancer aromatase. Cancer Lett, 1993. 75(3): p. 175-182.
50. Bullion, K., S. Ohnishi, and Y. Osawa, Competitive inhibition of human placental aromatase by N-n- octanoylnornicotine and other nornicotine derivatives. Endocr Res, 1991. 17(3-4): p. 409-419.
51. Osawa, Y., et al., Aromatase inhibitors in cigarette smoke, tobacco leaves and other plants. J Enzyme Inhib, 1990. 4(2): p. 187-200.
52. Barbieri, R.L., P.M. McShane, and K.J. Ryan, Constituents of cigarette smoke inhibit human granulosa cell aromatase. Fertil Steril, 1986. 46(2): p. 232-236.
53. Barbieri, R.L., J. Gochberg, and K.J. Ryan, Nicotine, cotinine, and anabasine inhibit aromatase in human trophoblast in vitro. J Clin Invest, 1986. 77(6): p. 1727-1733.
54. Meikle AW, Liu XH, Taylor GN, Stringham JD. Nicotine and cotinine effects on 3 alpha hydroxysteroid dehydrogenase in canine prostate. Life Sci 1988;43(23):1845-50.
55. Patterson TR, Stringham JD, Meikle AW. Nicotine and cotinine inhibit steroidogensis in mouse leydig cells. Life Sciences. 1990;46:265-72.
56. Sarasin A, Schlumpf M, Muller M, Fleischmann I, Lauber M, Lichtensteiger W. Adrenal-mediated rather than direct effects of nicotine as a basis of altered sex steroid synthesis in fetal and neonatal rat. Reproductive Toxicology. 2003;17:153-62.
57. Jarvis M, et al. Nicotine yield from machine-smoked cigarettes and nicotine intakes in smokers: evidence from a representative population survey. Journal of the National Cancer Institute:93;134-138.
58. Benowitz NL, Porchet H, Sheiner L, et al. Nicotine absorption and cardiovascular effects with smokeless tobacco use: comparison with cigarettes and nicotine gum. Clin Pharmacol Ther. 1988;44:23-8.
59. Benowithz NL, Jacob PI, Savanapridi C. Determinants of nicotine intake while chewing nicotine polacrilex gum. Clin Pharmacol Ther. 1987;41:467-73.
60. Peng X, et al. Nicotine-induced increase in neuronal nicotinic receptors results from a decrease in the rate of receptor turnover. Mol. Pharmacol. 1999;46:523-30.
61. Buisson B, Bertrand D. Nicotine addiction: the possible role of functional upregulation. Trends in Pharmacological Sciences. 2002;23:130-5.
62. Tanda G, Goldberg SR. Alteration of the Behavioral Effects of Nicotine by Chronic Caffeine Exposure. 2000;66:47-64.
63. Ishikawa M, Ouchi Y, Orimo H. Effect of calcitonin gene-related peptide on cytosolic free Ca2+ level in vascular smooth muscle. Eur J Pharmacol. 1993 Jul 15;246(2):121-8.
64. Peto R, Lopez AD, Borcham J, Thun M, Heath C. Mortality from tobacco in developed countries: indirect estimation from national vital statistics. Lancet. 1992;339:1268-678.
65. Balfour , DJ, Wright, AE, Benwell, ME and Birrell, CE, 2000. The putative role of extra-synaptic mesolimbic dopamine in the neurobiology of nicotine dependence. Behav Brain Res 113, pp.
66. Hollander, E and Rosen, J, 2000. Impulsivity. J Psychopharmacol 14, pp. S39-S44.
67. Peter Olausson, Jörgen A. Engel and Bo Söderpalm, Involvement of serotonin in nicotine dependence: Processes relevant to positive and negative regulation of drug intake, Pharmacology Biochemistry and Behavior, Volume 71, Issue 4, April 2002, Pages 757-771.
68. Kirch , DG, Gerhardt, GA, Shelton, RC, Freedman, R and Wyatt, RJ, 1987. Effect of chronic nicotine administration on monoamine and monoamine metabolite concentrations in rat brain. Clin Neuropharmacol 10, pp. 376-383.
69. Linert W, Bridge MH, Huber M, Bjugstad KB, Grossman S, Arendash GW. In vitro and in vivo studies invgestigating possible antioxidant actions of nicotine: relevance to Parkinson's and Alzheimer's diseases. Biochim. Biophys. Acta. 1999;1454:143-52.
70. Yildiz D, Liu YS, Ercal N, Armstrong DW. Comparison of pure nicotine- and smokeless tobacco extract-unduced toxicities and oxidative stress. Arch Environ. Contam. Toxicol. 1999;37:434-9.
71. Gvozdjakova A, Kucharska J, Gvozdjak J. Effect of smoking on the oxidative processes of cardiomyocytes. Cardiology. 1992;81:81-4.
72. Guan ZZ, Yu WF, Nordberg A. Dual effects of nicotine on oxidative stress and neuroprotection in PC12 cells. Neurochemistry International. 2003;43:243-9.
73. Graves AB, Mortimer JA. Does smoking reduce the risks of Parkinson's and Alzheimer's disease? J Smoking-Related Dis. 1994;5:79-90
74. Mahmarian JJ, Moye LA, Nasser GA, et al. A strategy of smoking cessation combined with nicotine patch therapy reduces the extent of exercise induced myocardial ischemia. J Am Coll Cardiol. 1997;30:125-30.
75. Waeber B, Schaller M, Nussberger J, Bussien J, Hofbauer KG, Brunner HR. Skin blood flow reduction induced by cagarette smoking: role of vasopressin. Am J Physiol. 1984;249:895-901.
76. Kool MJF, Hocks APG, Struijker Boudier HAJ, Reneman RS, Van Bortel LMAB. Short- and long-term effects of smoking on arterial wall properties in habitual smokers. J Am Coll Cardiol. 1993;22:1881-6.
77. Becker BG, Terres W, Kratzer M, Gerlach E. Blood platelet function after chronic treatment of rats and guinea pigs with nicotine. Klin Wochenschr. 1988;66: Suppl XI:28-36.
78. Wennmalm A, Benthin G, Granstrom EF, Persson L, Peterson A, Winnell S. Relation between tobacco use and urinary excretion of thomboxane A2 and protacylcin metabolites in young men. Circulation. 1991;83:1698-704.
79. Cluette-Brown J, Mulligan J, Doyle K, Hagan S, Osmolski T, Hojnacki J. Oral nicotine induces an artherogenic lipoprotein profile. Proc Soc Exp Biol Med. 1986;37:529-533.
80. Thomas GAO, Davies SV, Rhodes J, Russell MAH, Feyerabend C, Sawe U. Is transdermal nicotine associated with cardiovascular risk? J R Coll Physicians Lond. 1995;29:392-6.
81. Sellers , EM, Naranjo, CA and Kadlec, K, 1987. Do seretonin uptake inhibitors decrease smoking? Observations in a group of heavy drinkers. J Clin Psychopharmacol 7, pp. 417-420.
82. Killen , JD, Fortmann, SP, Schatzberg, AF, Hayward, C, Sussman, L, Rothman, M, Strausberg, L and Varady, A, 2000. Nicotine patch and paroxetine for smoking cessation. J Consult Clin Psychol 68, pp. 883-889.
83. Martinez-Raga J, Keaney F, Sutherland G, Perez-Galvez B, Strang J. Treatment of nicotine dependence with bupropion SR: review of its efficacy, safety and pharmacological profile. Addict Biol. 2003 Mar;8(1):13-21
84. Houtsmuller EJ, Thornton JA, Stitzer ML. Effects of selegiline (L-deprenyl) during smoking and short-term abstinence. Psychopharmacology (Berl) 2002 Sep;163(2):213-20.
Bagian merah tua di belakang itu adalah organ paru,
sedangkan daging warna putih di depan adalah kanker paru akibat rokok, sebuah
jaringan kanker/daging baru terbentuk disitu yang menganggu fungsi penyerapan
oksigen ke tubuh.
www.mindzone.info/_gfx/
3 komentar:
haaahhh panjaang..bener dah...lengkap abis..hehe. well, scr umum sih sy plg ga syuka dg org yg merokok!, apalg di tmpt umum tdk jarang sy menemukan hal ini,biasanya sy lsgsg psg wajah cemberut smbil sesekali menutup hidung dan mengibaskan tangan spy mereka tahu, tp, bnyak jg yg cuekkk trs aja ngerokok, heran...apa enaknya sihh..??
hehe,,makasih koment nya sob,,,,iya bgitu....klo nerokok ya emang sulit jg ,,,menghentikanya,,,enaknya ,,,ya bagi yang kcanduan mungkin hehe...dan ,,tidak bisa sekaligus,menghentikanya,,,, harus bertahap,,Tks
2thumbup 4 u......
visit me ok...
fmipa unand
Posting Komentar