Belajar fisika dengan cara alami…
- Wednesday Jun 17,2009 08:15 PM
- By san
- In Metode belajar
Kemarin ada teman yang
tanya, gurumuda kasih dong tips belajar fisika yang asyik… diriku
bingung harus menjawab apa. He2… setelah bertapa di gua selama dua
minggu, akhirnya muncul ide untuk menulis topic ini. Biar kalo ada yang
tanya lagi, bisa diredirect ke halaman ini… sampai saat ini belum ada
cara asyik lain untuk belajar fisika. Jadi yang gurumuda tahu cuma ini,
mungkin setelah bertapa lagi baru ada gagasan baru :green: Sebelum
melanjutkan ke inti persoalan, maaf jika terkesan menggurui… kita
sama-sama saling belajar dan saling berbagi. Ini Cuma sharing
pengetahuan dan pengalaman saja, setelah sempat bertapa selama dua
minggu kemarin Kalau punya kelebihan ilmu dan pengalaman,
alangkah baiknya jika dibagikan juga kepada gurumuda… lumayan bisa
menambah wawasan… maklum masih guru bocah alias balita.. oke, kembali ke
laptop.
Masih basah dalam ingatanku (oh,
puitisnya.. hiks2… ) pertama kali menikmati tempe goreng di
flores. Seumur hidup belum pernah makan tempe, tiba-tiba disodorkan
makanan asing… kebetulan waktu itu tinggal di asrama sekolah (masih
SMA), jadi urusan kampung tengah ditangani oleh karyawan/I asrama. Tempe
tersebut hanya digoreng saja… kata orang bijak, kesan pertama itu
menentukan. Setelah menikmati tempe yang hanya digoreng saja (tanpa
bumbu penyedap), tempe langsung masuk dalam kategori makanan yang
diblack list. He2… setelah datang di yogya, seorang teman mengajak makan
malam. Ngajak makan nasi tempe penyet… enak lho bro, katanya… emang di
flores ada tempe gak ? enak apanya… maklum, waktu itu saja tidak terlalu
menyukai tempe. Setelah menikmati tempe malam itu, kesan saya berubah.
Ternyata tempe enak juga ya… Tempe sama, tapi rasanya beda ya… ketika
dimasak karyawan/I asrama, tempe terasa hambar. Ketika dimasak oleh
orang ibu pemilik warung sebelah kos2an, tempe terasa lezat… ternyata
perbedaannya terletak pada bumbu penyedap dan cara mengolah tempe
tersebut… kisah ini punya kemiripan dengan ilmu fisika… jadi sebenarnya
persoalan utamanya terletak pada cara kita mengolah, memberikan bumbu
penyedap secukupnya dan bagaimana cara kita menyajikannya kepada para
siswa… dari dulu sampai sekarang, hukum newton tidak pernah berubah,
demikian juga impuls dan momentum
dan kawan-kawan… tapi kalau impuls dan momentum cuma “digoreng” saja,
siswa bisa langsung memblack list pelajaran fisika. He2… sebagai seorang
guru, setiap pokok bahasan fisika perlu diberi bumbu penyedap dan
disajikan dengan penuh kasih sayang sehingga siswa langsung jatuh cinta
dan selalu merindukan kelezatan ilmu fisika
Cara asyik yang gurumuda pakai dalam
menyajikan ilmu fisika di blog ini sebenarnya merupakan cara alami…
berikut ini beberapa tips yang gurumuda pakai :
Kesan pertama itu
menentukan….
Teman-teman di jurusan psikologi
mengatakan kesan pertama itu menentukan… seseorang langsung menyukai
kita atau bisa membenci kita pada detik pertama pada pandangan pertama….
Kalau kita tersenyum, kemungkinan besar orang tersebut tersenyum kepada
kita, tapi kalau kita tampak cuek bebek dan menatap penuh kebencian, bisa
dipastikan orang tersebut langsung mempunyai kesan yang negative dengan
kita… ilmu ini bisa kita terapkan dalam pembelajaran fisika. Alangkah
baiknya jika kita mengawali pembelajaran fisika, baik secara langsung
(di kelas) maupun secara tidak langsung (melalui tulisan, seperti yang
gurumuda lakukan) dengan hal-hal yang menyenangkan… jangan belum apa-apa
sudah dikasih rumus, latihan soal… siswa bisa langsung lemas tak
berdaya… wah, rumus lagi, rumus lagi… CaPeDe… he2… mungkin mereka tampak
serius mendengarkan kita, tapi dalam hati mereka mungkin jengkel dan
bete… ih, sebel banget deh sama gurunya… gak ngerti banget sama perasaan
muridnya. Hiks2…
Pancing rasa penasaran dan
ingin tahu…
Pada dasarnya manusia punya rasa
penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi… apalagi anak-anak dan remaja…
rasa penasaran dan ingin tahu ini bisa bersifat positif atau negative.
He2… tau aja… Nah, alangkah baiknya jika kita manfaatkan habis-habisan
salah satu kelemahan dan kekuatan manusia ini dalam pembelajaran fisika.
Karena gurumuda seorang blogger maka teknik ini diterapkan pada awal
tulisan. Kalau pembelajaran dilakukan secara langsung (di kelas),
sebaiknya diterapkan pada awal pembelajaran… Pada dasarnya ilmu fisika
itu dekat dengan kehidupan kita. Karenanya bangkitkan saja rasa ingin
tahu siswa dengan mempertanyakan fenomena alam atau penerapan teknologi
yang punya kaitan dengan materi yang dipelajari… bikin siswa penasaran
di situ…
Masuk kandang kambing
mengembik,
masuk kandang singa jangan
berkokok…
Bagian ini sebenarnya berkaitan dengan
bahasa kita gunakan. Bagi teman-teman guru yang masih bocah, tidak ada
salahnya jika kita gunakan bahasa gaulnya para siswa… perbedaan usia
belum terlalu jauh sehingga bisa terapkan teknik ini… nanti bisa diberi
gelar guru gaul abiz oleh para siswa… he2… btw, tergantung juga
kharakter seseorang. Kalau kocak seperti gurumuda, ya tidak menjadi
masalah jika berbicara dengan siswa dengan bahasanya mereka, bahasa para
remaja…
Gunakan bahasa yang
sederhana…
Tujuan utama dari sebuah komunikasi
adalah pembicara dan lawan bicara memahami apa yang dibicarakan. Gunakan
bahasa yang sederhana dalam setiap pembelajaran, jangan gunakan bahasa
yang “tinggi”… implementasi, analogi, eksistensi dkk sebaiknya
ditiadakan… serahkan saja urusan bahasa kepada guru bahasa Indonesia.
Tujuan kita di kelas adalah siswa paham materi fisika yang dipelajari…
Tidak ada salahnya jika kita gunakan bahasa yang “tinggi” tapi sebaiknya
diartikan juga, biar siswa paham… ingat bahwa kita sedang berhadapan
dengan siswa SMA yang masih remaja, bukan seorang professor…
Penurunan rumus harus
terperinci…
Tahapan penurunan rumus harus dipaparkan
secara jelas… setelah A, lanjut ke B.. setelah B lanjut ke C. setelah
C, lanjut ke D… dan seterusnya… Jangan setelah C langsung ke F… kalau
siswa yang daya tangkapnya cepat bisa langsung paham, tapi siswa yang
daya tangkapnya tidak terlalu cepat bisa macet di sini.
Tidak ada bayi yang baru
lahir langsung lari…
Biasanya bayi yang baru lahir cuma bisa
tidur pasrah… makan disuapin, minum apalagi… setelah puas tidur, bayi
biasanya duduk… setelah duduk, bayi merangkak, lalu berdiri. Setelah
bisa berdiri, bayi mulai jalan-jalan. Tahap yang terakhir adalah lari…
ini adalah proses alamiah dilewati manusia, mulai yang mudah dulu baru
sulit… Kalau bayi baru bisa duduk, kemudian dipaksa lari, ntar bayinya
bisa stress… ih, ibu, bikin sebel saja. Malas jalan ah… khan repot,
sudah cape2, bayinya lumpuh…
Proses alamiah ini sebaiknya kita
gunakan juga dalam pembelajaran fisika di kelas… berikan contoh soal
yang mudah dulu, baru soal yang sulit… jangan belum apa-apa sudah
dikasih soal yang sulit. Ini sama saja kita memaksa siswa untuk “lari”…
siswa pasti bête abiz… syukur kalau siswa tidak membenci fisika hanya
karena kelalaian ini. Seperti bayi tadi, siswa juga perlu melewati
proses alamiah itu… berikanlah soal yang mudah dulu… setelah terbiasa
dengan soal yang mudah, baru dilanjutkan ke soal yang sulit.. jadi
pertahap. Gunakan angka-angka yang mudah, seperti 1, 2, 4. Ganti g = 9,8
m/s2 dengan g = 10 m/s2… para perancang game juga tahu hal
ini. Kalau kita maen game, biasanya mulai dari level 1, setelah itu
level 2, level 3 dan seterusnya…
Gunakan contoh yang dekat dengan kehidupan siswa
Dalam menjelaskan materi tertentu, alangkah baiknya jika kita gunakan
contoh yang dekat dengan kehidupan siswa. Misalnya ketika menjelaskan
konsep torsi alias
momen gaya, gunakan saja pintu rumah… semua siswa tahu pintu rumah.
Kalau kita mengajar orang flores, jangan gunakan contoh kereta api,
karena di flores tidak ada kereta api. Ntar siswanya pada gak nyambung…
Ini hanya beberapa contoh saja…
Cuma ini saja beberapa sharing dari
gurumuda. Punya tambahan ?
Share on Facebook
Silahkan meminta bantuan om google di bawah (Pencarian khusus untuk blog gurumuda)
0 komentar:
Posting Komentar